Warga internet yang berkomentar atas video tersebut mengungkapkan kemarahan atas pukulan itu, dengan beberapa yang menanyakan mengapa Tonkins tidak menyerah saja, sesaat setelah kanguru itu melepaskan anjingnya.
“Pria itu jelas terpancing dan harus membuat keputusan cepat. Dia benar-benar merasa terancam oleh binatang itu dan ingin menyelamatkan anjingnya.,” kata Festa-Bianchet.
“Tapi tetap saja, saya menyarankan untuk tidak melakukan hal itu,” tambahnya.
National Geographic tidak bisa menghubungi Tonkins untuk memperoleh pendapatnya. Apa yang memicu perkelahian antara anjing dan mamalia berkantung ini masih belum jelas, meskipun Festa-Bianchet berkata, bahwa kanguru biasanya melawan dingo (anjing liar Australia), yang sering kali memangsa mereka.
“Para kanguru sering melindungi diri mereka dengan cara bergulat dengan anjing di tanah, seperti yang anda lihat di dalam video,” ujarnya.
Tonkins sebenarnya bekerja di industri satwa liar dan menjabat sebagai staf penjaga di Taronga Western Plains Zoo. Pihak kebun binatang menyatakan bahwa mereka tengah menyelidiki insiden tersebut.
Dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh kebun binatang itu disebutkan bahwa pekerjaan Tonkins tak terlalu berisiko. Dalam enam tahun mengemban tugasnya, Tonkins selalu mengikuti praktek pendekatan terbaik dalam perawatan dan kesejahteraan hewan.
“Bagaimana pun, standar tertinggi perawatan dan kesejahteraan hewan merupakan nilai utama Kebun Binatang Taronga, dan merupakan hal yang kami harapkan selalu dijunjung tinggi oleh staf kami dalam semua interaksi mereka dengan satwa liar.”
Pihak Taronga juga menekankan bahwa kebun binatang itu menentang penyerangan terhadap hewan dan tidak mendukung praktek penggunaan anjing untuk berburu, karena hal ini dapat memberikan dampak negatif pada kedua spesies.
Teman Tonkins angkat bicara dan mendukung aksinya, dan mengatakan bahwa Tonkins melakukan hal tersebut sebagai perlindungan dirinya, anjingnya dan temannya.
Pemburuan invasif babi jantan, yang telah menyebabkan kerusakan ekologi Australia, sudah menjadi hal yang biasa di sana. Dalam beberapa kasus, pemburu menggunakan anjing untuk membekuk babi-babi itu dan kemudian mengakhirinya dengan pisau, tanpa menyentuh senjata api.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR