Batuan? Air? Astronom sudah menduganya. Tapi… yang mungkin tidak pernah diduga adalah Ceres rupanya diselimuti oleh air! Mirip kan dengan Bumi yang 2/3-nya adalah lautan?
Air! Lautan! Mungkinkah? OK ketika kita berbicara air maka yang kita bicarakan adalah senyawa kimia H2O aka dua atom hidrogen yang terikat pada satu atom oksigen. Wujudnya? Bisa gas, padatan atau cair!
Tapi ingat, pada jarak yang jauh dari Matahari dimana temperatur sudah semakin dingin, air pun membeku. Hanya ada es di planet-planet yang jauh dari Matahari. Wahana Dawn melihat ada es yang menyelimuti Ceres. Meski “hanya es”, tetap saja fakta ini sangat menarik bagi kita yang masih terus mencari kemungkinan kehidupan di planet lain. Untuk itu, air jadi syarat pertama. Di Tata Surya, jejak air bisa ditemukan di kutub – kutub Mars, Europa, dan juga Pluto.
Tak hanya air. Dawn yang mengorbit Ceres sejak tahun 2015 sudah melakukan berbagai pengukuran dan sesi pengambilan gambar. Semua dikirimkan kembali ke Bumi untuk dianalisis oleh para ahli. Citra pertama yang dikirimkan Dawn saat mengorbit Ceres memperlihatkan ada bintik terang yang diduga berasal dari es. Ternyata bintik itu justru merupakan area penyimpanan garam, yang diduga berasal dari air asin yang muncul dari bawah permukaan Ceres.
Bintik terang yang dilihat Dawn bukan fenomena lokal, melainkan menyebar di seluruh permukaan Ceres. Area paling terang yang dilihat Dawn di kutub utara berada di kawah Occator dan bintik terang di tengah kawah diberi nama Cerealia Facula. Agak ke timur, bintik terang lainnya yang tidak memiliki daya pantul sebesar Cerealia Facula diberi nama Vinalia Facula.
Untuk menjejak air di Ceres, Wahana Dawn membawa serta instrumen GRaND atau Gamma Ray And Neutron Detector). GRaND akan menentukan konsentrasi hidrogen, besi dan kalium di permukaan Ceres. Cara kerjanya, GRaND menghitung jumlah energi sinar gamma dan netron yang berasal dari Ceres. Netron terbentuk saat sinar kosmik menghantam permukaan Ceres. Pada saat itu, sebagian netron akan diserap ke dalam permukaan, dan sebagian lain lepas kembali ke angkasa. Tapi, yang lepas tidak sebanyak yang seharusnya. Tampaknya sebagian netron justru diperlambat oleh berbagai materi di permukaan Ceres. Di antaranya adalah hidrogen.
Hasil yang diberikan oleh Dawn memperlihatkan kalau Ceres kaya akan hidrogen. Sebagian kecil hidrogen di Ceres bisa ditemukan sebagai bagian dari senyawa mineral sederhana. Dan sebagian besar lainnya justru terkunci dalam senyawa air. Yup! Air a.k.a H2O.
Hidrogen di Ceres paling banyak ditemukan di kutub dan area lintang tinggi. Tidak mengherankan karena area tersebut memang seharusnya jauh lebih dingin, meskipun area ekuator juga tidak terlalu panas. Jangan lupa kalau Ceres ini berada ratusan juta km dari Matahari. Semakin jauh dari Matahari, cahaya dan panas yang diterima juga semakin sedikit. Selain berbentuk bongkahan air es murni, es di Ceres juga diperkirakan mengisi pori-pori batuan di planet katai tersebut.
Menariknya, materi di permukaan justru tampak seperti sudah melalui proses di dalam air yang berwujud cair. Bukti tersebut disajikan oleh konsentrasi besi, hidrogen, kalium dan karbon di permukaan yang sudah mengalami perubahan oleh air dalam wujud cair.
Air cair di Ceres?
Sepertinya, jauh di bawah permukaan Ceres, air masih cukup hangat untuk tetap berwujud cair. Dan menurut para ilmuwan, kondisi hangat ini tercipta oleh peluruhan elemen radioaktif di inti Ceres. Jika ada panas di bawah permukaan, maka air pun akan tetap hangat dan berwujud cair. Di sinilah air bisa berinteraksi dengan mineral yang ada sehingga terjadi perubahan kimia.
Peluruhan radioaktif ini jugalah yang jadi penyebab terpisahnya batuan dan es. Jadi jika panas di inti bisa membuat air tetap berwujud cair dalam waktu yang lama, maka batuan akan “jatuh” dan bergabung dengan batuan di inti. Di sisi lain, air yang lebih ringan justru akan naik ke area permukaan. Pada saat pemisahan inilah terjadi percampuran air dan batuan. Di area permukaan yang dingin, air tentunya akan membeku jadi es. Pemisahan es dan batuan inilah yang menyebabkan terjadinya perbedaan komposisi Ceres di permukaan dan di bagian dalam planet kerdil tersebut.
Air yang ditemukan di Ceres ternyata lebih banyak berada pada kawah-kawah gelap di dekat kutub utara. Ada ratusan kawah di area kutub utara Ceres yang dipelajari para astronom. Kawah-kawah ini selalu gelap dan sangat dingin. Temperaturnya bisa mencapai kurang dari -110 K atau -383º C. Kalau kita berada di tempat itu, dalam sekejap saja kita sudah beku. Keberadaan kawah di lintang tinggi menjadi salah satu penyebab kawah selalu gelap. Sinar Matahari tidak pernah sampai di dasar kawah yang ada di dekat kutub atau di area lintang tinggi Ceres. Akibatnya, selama milyaran tahun hanya sedikit es yang bisa menyublim jadi uap air.
Nah, sekarang kita tahu kalau selain Europa, Enceladus dan Pluto, Ceres juga punya air. Bahkan diperkirakan jumlah airnya lebih banyak dari air di Bumi. Menarik kan? Siapa tahu di masa depan, Ceres bisa jadi salah satu lokasi kolonisasi manusia dan jadi lokasi persinggahan dalam perjalanan luar angkasa.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR