Beberapa cheetah sudah hidup di wilayah yang terlindungi seperti taman nasional. Tempat ini relatif lebih aman dan satwa-satwa ini diharapkan mengalami ancaman yang lebih sedikit, ujar pemimpin penelitian Sarah Durant dari Zoological Society of London.
Namun selama pengkajian baru, Durant dan rekannya menemukan dua pertiga populasi cheetah hidup di luar zona yang dilindungi, karena mereka membutuhkan ruang untuk berkelana.
“Kami tidak bisa lagi menambah jumlah cheetah ke dalam kawasan lindung… kepadatan sudah mencapai batas maksimum,” ujar Durant. “Kunci kelangsungan hidup mereka adalah kelangsungan hidup mereka di luar kawasan lindung.”
Tim penelitian, dipimpin oleh Panthera, Zoological Society of London, dan Wildfire Conservation Society, mengharapkan hasil mereka akan memacu IUCN untuk kembali mengklasifikasikan cheetah sebagai satwa yang terancam punah.
Seekor cheetah dan dua anaknya membelalak di sekitar bentangan alam Kenya. (Frans Lanting/National Geographic Creative)
Mungkin sudah terlambat untuk mengembangkan dan melindungi mereka di Afrika Barat dan Tengah, wilayah kucing besar ini telah lama menurun populasinya, tambah Hunter. Namun ada potensi besar bagi mereka untuk bangkit kembali dengan cepat di wilayah lain.
Status konservasi baru akan menyediakan layanan bagi kelompok-kelompok ilmuwan untuk mencoba dan membalikkan kecenderungan yang mempengaruhi cheetah. Sebagai contoh, perubahan tersebut dapat membuka aliran dana yang tersedia hanya untuk satwa-satwa yang terancam punah, dan mereka mungkin akan mempermudah untuk berdiskusi dengan pemerintah Afrika mengenai program konservasi cheetah.
“Apa yang kami sungguh harapkan,” ucap Durant, “ini akan mendorong tindakan untuk mulai berpikir di luar pemikiran yang biasa, untuk cheetah dan konservasi, untuk mulai melihat di luar sistem kawasan lindung dan melihat bagaimana kita bisa melibatkan masyarakat setempat untuk mendukung upaya konservasi, dan memastikan kita memiliki kebijakan, termasuk ekonomi dan keuangan, yang diberlakukan sehingga mereka akan mendapatkan keuntungan dari konservasi.”
Penulis | : | |
Editor | : | Neny Triana |
KOMENTAR