Hari ini, 6 Maret 2017, laman pencarian Google menampilkan doodle komodo dalam rangka memperingati hari jadi Taman Nasional Komodo yang ke-37. Tak hanya sekadar gambar, Google juga mengajak penggunanya untuk uji wawasan seputar komodo melalui kuis yang ditampilkan dalam bentuk animasi singkat.
Didirikan pada tahun 1980,Taman Nasional Komodo yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ini mencakup tiga pulau besar, yaitu Pulau Komodo, Pulau Rinca dan Pulau Padar, serta beberapa pulau kecil, dengan luas total 1817 km2. Sebelas tahun berselang, UNESCO menetapkan Taman Nasional Komodo sebagai Situs Warisan Dunia.
Taman Nasional Komodo memiliki peran penting sercara biologis dan ekologis, karena merupakan satu-satunya tempat di dunia yang menjadi rumah bagi Varanus komodoensis atau kita kenal dengan komodo, kadal terbesar di dunia yang genusnya telah berumur sekitar 40 juta tahun.
Selain sebagai rumah bagi komodo, taman nasional ini juga menyediakan perlindungan bagi banyak spesies darat lainnya, antara lain rusa timor, tikus besar rinca, monyet ekor panjang, babi hutan, burung gosong kaki merah, tekukur, dan pergam hijau, ular kobra, ular russel, tokek, dan masih banyak lagi.
Vegetasi darat yang dapat ditemukan di taman nasional ini yaitu rumput, semak, dan beragam spesies pohon yang jadi sumber makanan bagi fauna lokal, termasuk jarak pagar, kedongdong hutan, asam jawa, dan kesambi.
Tak hanya itu, taman laut Taman Nasional Komodo juga memiliki keanekaragaman hayati yang berlimpah. Terdapat lebih dari 1.000 jenis ikan, 260 jenis karang, dan 70 jenis sponge, moluska, cacing laut, krustasea dan beragam mamalia laut. Perairan di Taman Nasional Komodo merupakan salah satu yang terkaya di dunia dan menjadi lokasi penyelaman terbaik di Indonesia, dengan lebih dari 100 titik penyelaman.
Beberapa waktu lalu, National Geographic Indonesia mengunjungi Taman Nasional Komodo dalam rangka penjelajahan Inspirasi Pendidikan Negeri. Mari mengenal komodo lebih dekat melalui video 360 bertajuk "Berjumpa Kadal Purba di Barat Flores".
Source | : | National Geographic Indonesia |
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR