Untuk pertama kalinya, kata-kata dan emosi manusia dapat diterjemahkan ke dalam panggilan ala gajah yang menandakan emosi atau niat serupa. Komunikasi ini disebut juga dengan “Bahasa gajah”, sebagai suatu terobosan mutakhir dari penerjemah situs terbaru.
Dikembangkan oleh David Sheldrick Wildlife Trust dan ElephantVoices, situs Hello in Elephant memungkinkan orang untuk mengirim pesan ke teman-temannya, dan menerjemahkan komunikasi manusia tersebut ke dalam panggilan gajah.
Dengan memasukkan frase melalui suara, teks, atau emoji, pengguna dapat melihat video seekor gajah yang mengkomunikasikan kembali sapaan atau emosi yang sama kepada mereka dan dapat dibagikan kepada orang lain.
Artikel terkait: Foto-foto Gajah nan Menakjubkan
Dengan mengetikkan “halo”, misalnya, terjemahan pun mencakup panggilan gajah yang digunakan untuk saling menyapa. Mengatakan “saya cinta Anda” atau “xoxo” akan memainkan panggilan gajah yang mengekspresikan cinta atau kasih sayang. Kata dan ungkapan lainnya seperti “cantik”, “lucu”, “stres”, dan “ayo kita pergi” juga bisa diterjemahkan.
Situs baru yang diluncurkan tepat di Hari Gajah Dunia, 12 Agustus silam, diciptakan untuk membantu meningkatkan kesadaran akan kondisi buruk yang dialami gajah. Pasalnya, gajah terus berada dalam bahaya kepunahan karena perburuan dan hilangnya habitat.
Ada lebih dari 10 juta gajah Afrika pada awal abad ke-20. Namun, menurut Great Elephant Census, populasi gajah Afrika kini hanya kurang dari 400.000. Pada tahun 2025, para ilmuwan memperkirakan hanya ada 190.000 gajah Afrika yang tersisa.
"Seiring bertambahnya populasi manusia, ini menyebabkan lebih banyak konflik dan kematian gajah," kata Joyce Poole, ahli konservasi gajah dan pendiri ElephantVoices. "Populasi gajah telah sedikit meningkat, tapi saya pikir orang harus tahu bahwa itu masih menjadi masalah," tambah Poole, yang juga seorang penjelajah National Geographic.
Poole, yang menghabiskan 40 tahun terakhir untuk meneliti komunikasi dan perilaku gajah, mengatakan bahwa konservasi gajah sangat penting untuk membantu melestarikan komunikasi kompleks spesies tersebut. Dia tidak mengacu pada komunikasi gajah sebagai bahasa, tetapi berharap agar penelitian selanjutnya akan mengubahnya.
Baca juga: Tak Lama Lagi, Mamut Akan "Bangkit" dari Kepunahan
"Saya rasa kita tidak cukup tahu untuk benar-benar menyebutnya sebagai bahasa, tapi saya pikir suatu hari nanti kita akan melakukannya,” ujar Poole.
Saat ini, Poole dan anggota ElephantVoices lainnya mengamati gajah di Mozambik dan mendokumentasikan tingkah lakunya. Manusia selalu tampak terkejut bahwa gajah berkomunikasi satu sama lain, kata Poole. Namun, dia berharap penerjemah situs baru ini akan lebih memperhatikan cara mereka berbicara dan terhubung satu sama lain.
"Gajah adalah hewan yang sangat memesona," ucap Poole. "Dalam beberapa hal, mereka sama seperti kita. Mereka berempati, saling peduli satu sama lain, dan belajar membaca bahasa tubuh. Namun, masih banyak yang harus kita pelajari tentang mereka,” Poole menambahkan.
Penulis | : | |
Editor | : | Ema Indah Ruhana |
KOMENTAR