Kini, nilai-nilai budaya Indonesia dianggap tidak memiliki “jiwa”, begitu Radhar mengatakan. Makna Jawa dan Sunda ibarat telah kehilangan pemiliknya. Masyarakat justru berbondong-bondong membawa nilai-nilai kultur asing. Hilangnya kebudayaan Indonesia justru berakar dari dunia pendidikan.
“Melalui kearifan lokal, kita akan mengerti kita ini siapa, di mana, kehilangan apa, dan seharusnya ke mana. Tidak hanya melestarikan, kita harus menghidupi nilai-nilai budaya” jelas Radhar.
Catrini pun menutup diskusi dengan pemaparan yang manis. Menurutnya, pusaka adalah warisan adiluhung yang positif dan perlu diteruskan ke generasi berikutnya. Namun, banyak pusaka yang telah tercemar, rusak, tidak utuh, dan bahkan hilang.
Oleh karena itu, pelestarian warisan budaya perlu untuk dilakukan. Hal mendasar dapat dilakukan melalui pengenalan warisan budaya pada buku dan komik. Catrina menegaskan, budaya hanyalah sebuah istilah, jika bangsanya tidak memberdayakan.
“Pusaka menjadi modal generasi mendatang untuk berkegiatan di masa depan, bergantung pada apa yang dilakukan bangsa Indonesia era kini untuk menjaga pusaka Indonesia,” tutup Catrina.
Penulis | : | |
Editor | : | Ema Indah Ruhana |
KOMENTAR