Indonesia punya keragaman jenis ular berbisa yang tinggi, maka jenis bisanya pun beragam. Masing-masing jenis bisa ular punya efek berbeda. Berbeda jenis bisa, berbeda pula obat anti-bisanya.
Pakar gigitan ular dan toksikologi DR. dr. Tri Maharani, M.Si SP.EM mengatakan, terdapat tujuh jenis bisa ular mematikan di Indonesia.
Tujuh jenis itu adalah neurotoksin, hemotoksin, kardiotoksin, nefrotoksin, sitotoksin, nekrotoksin, dan miotoksin.
(Baca juga: Mengenal 13 Piton yang Hidup di Indonesia)
Racun neurotoksin dihasilkan dari ular king kobra (Ophiophagus hannah), ular laut, ular yang ditemukan di Papua, dan ular weling (Bungarus candidus).
“Semua ular di Papua masuk jenis neurotoksin,” kata Tri saat dihubungiKompas.com (11/9/2017).
Adapun jenis bisa hemotoksin menyerang sel darah merah. Bisa hemotoksin dikeluarkan oleh ular tanah, ular hijau berekor merah, dan ular picung (Rhabdophis subminiatus).
Untuk kardiotoksin, racun ular dari ular laut dan king kobra secara spesifik menyerang jantung.
Selain itu, untuk racun nefrotoksin dihasilkan dari ular Bandotan Puspo atau dikenal dengan nama Viper ruselli secara ekfektif menyerang ginjal.
(Baca juga: Pertolongan Pertama Saat Digigit Ular)
Jenis bisa sitotoksin dari ular kobra dan ular tanah menyerang sitoplasma sel. Terakhir, miotoksin yang menyerang sel otot dihasilkan oleh ular laut.
Tri mengatakan, tingkat fatalitas akibat bisa ular tergantung pada jenis ular dan volume bisa yang disemprotkan. Beberapa ular punya jenis racun yang beragam.
“Ada jenis ular yang isi racunnya banyak. Misalnya seperti kobra. Dia punya nekrotoksin, neurotoksin, dan vitotoksin. Tentu beda dengan bisa ular hematoksin saja,” ucap Tri.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR