Ekstrak tanaman ganja sering dimasukkan dalam minyak urapan kuno ini. Referensi paling awal untuk penggunaan ganja berasal dari batu dari abad kedua puluh tujuh SM di Kerajaan Lama Mesir.
Baca Juga: Awal Mula Penggunaan Ganja untuk Pengobatan di Zaman Mesir Kuno
Pada 430 SM, sejarawan Yunani Herodotus dari Halicarnassus menulis bahwa bangsa Skit membakar benih dan menghirup asapnya selama pemakaman untuk meredakan kesedihan. Tanaman ini disebutkan beberapa kali sebagai "kaneh-bosem," dalam Perjanjian Lama, misalnya sesuai instruksi Yahweh kepada Musa dalam Keluaran 30:23. Ganja juga berfungsi sebagai bahan barter dan digunakan sebagai dupa. Lalu, mengapa ganja ditambahkan ke minyak urapan?
Potensi terapeutik minyak urapan yang mengandung ganja kemungkinan besar disebabkan oleh cannabidiol (CBD), delta-9-tetrahydrocannabinol (THC), dan cannabinol (CBN). Ketika dilarutkan ke dalam minyak lemak, molekul-molekul ini dapat menembus pembuluh darah dermis.
Penelitian terbaru telah melaporkan bahwa konsentrasi plasma yang signifikan dari cannabinoids ini diamati setelah aplikasi gel transdermal. CBN adalah cannabinoid psikoaktif ringan; jumlah yang relevan secara psikoaktif dibentuk sebagai metabolit THC dengan adanya panas dan cahaya. THC dan CBN dapat mengikat reseptor cannabinoid yang diekspresikan dalam beberapa jenis sel kulit.
CBD mungkin juga memiliki aktivitas antibakteri terhadap Propionibacterium acnes, bakteri yang bertanggung jawab menyebabkan jerawat. Dengan demikian, minyak urapan yang mengandung ekstrak ganja akan memiliki tindakan psikoaktif dan penyembuhan untuk kondisi medis umum, termasuk dermatitis, terbakar sinar matahari, kejang otot, skizofrenia, epilepsi, dan sakit kepala.
Source | : | psycology today |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR