Tetapi terdapat konsensus yang semakin meluas di kalangan ahli bahwa perubahan iklim akan berpengaruh sangat buruk pada produksi selama 80 tahun ke depan. Pada tahun 2100, lebih dari 50 persen lahan yang dimanfaatkan untuk menanam kopi sudah tidak bisa ditanami lagi.
Ethiopia bisa terkena dampak serius
Sebuah kombinasi berbagai efek, karena suhu lebih tinggi dan pergeseran pola hujan, akan membuat tanah di mana kopi saat ini ditanam menjadi tidak cocok untuk produksinya.
Menurut National Academy of Science, di Amerika Latin saja, lebih dari 90 persen lahan yang digunakan untuk produksi bisa mengalami nasib ini. Diperkirakan bahwa Ethiopia, produsen terbesar keenam di dunia, bisa kehilangan lebih dari 60 persen produksinya pada tahun 2050. Dan itu hanya satu generasi dari sekarang.
Baca juga: Lima Tradisi Minum Kopi di Dunia
Ketika kondisi iklim menjadi kritis, penghidupan jutaan petani dipertaruhkan dan kapasitas produksi terancam bahaya. Kontributor potensial lain dari kejatuhan yang diprediksi ini adalah hama dan penyakit.
Seiring perubahan iklim, penanganan hama dan kontrol penyakit menjadi masalah serius bagi para petani yang tidak sanggup melindungi tanaman mereka. Lebih dari 80% pembudi daya kopi adalah petani gurem.
Shutterstock
Hama dan penyakit akan berpindah ke daerah-daerah dengan suhu yang cocok demi kelangsungan hidup, dan sebagian besar petani tidak akan siap. Banyak yang akan memilih banting setir menanam hasil bumi lain yang tidak begitu rentan terhadap perubahan iklim. Yang lainnya lagi mungkin berusaha meningkatkan produksi kopi mereka, tetapi dengan kualitas yang jelas rusak.
Suhu yang lebih tinggi akan mempengaruhi kualitas kopi. Kopi bermutu tinggi ditanam di daerah-daerah tertentu di dunia dengan iklim yang memungkinkan biji kopi masak pada saat yang tepat. Kopi Arabika, misalnya, yang menguasai 75 persen produksi kopi dunia, akan menjadi produk di bawah rata-rata jika suhu naik beberapa derajat lagi.
Tak pelak ini akan mempengaruhi harga dan kualitas kopi bagi kita semua. Berkat apa yang disebut Efek Starbucks, kualitas kopi yang kini kita nikmati jauh lebih unggul dari kualitas satu dekade silam. Biji-biji kopi bagus mungkin menjadi lebih sulit diproduksi di masa mendatang.
Saat ini, harga berjangka kopi senilai AS$1,28 per pon dan menghadapi tekanan turun. Jika situasinya terus begini, harga tercatat AS$3,39 per pon, yang ditetapkan pada tahun 1977, bisa kembali lagi hanya dalam beberapa tahun.
Penulis | : | |
Editor | : | dian prawitasari |
KOMENTAR