Matahari sudah tepat di atas kepala. Penjelajahan ini haruslah dilanjutkan dengan energi yang cukup. Atas perhitungan Fian (sapaan karib Arieffian) yang telah membandingkan sejumlah prakiraan cuaca, sekitar pukul 16.00 WIB daerah tempat bermain kami hari ini akan diguyur hujan ringan. Maka, sebagai salah satu lead di fieldwork kali ini, Fian ketat terhadap jadwal agar penjelajahan berjalan lancar.
Kami menuju Waduk Panohan yang terpaut perjalanan sekitar 45 menit untuk makan siang dan memberikan kesempatan bagi yang muslim menunaikan shalat. Di Waduk Panohan, Anton S yang menjabat sebagai Chief Field Health, Safety, Environment (HSE) Pertamina Hulu Energi Randugunting menyambut kami dengan senyum. Peran Anton, istri, dan rekan sangat membantu karena ialah yang mengetahui seputar Rembang dan sekitarnya lebih banyak.
Es kelapa mengaliri tenggorakan dan cukup berhasil mendinginkan kepala yang seharian disiram terik matahari. Perpaduannya dengan gula merah pas sekali bagi kami yang mengantisipasi dehidrasi dan butuh asupan energi lebih.
Meski matahari kian menyengat, peserta tak kehilangan semangat. Kami meluncur ke situs terakhir hari itu, area Sungai Gunem. Yang menarik di situs ini, peserta mengamati batu gamping dengan menggunakan cairan asam klorida (HCl).
Rusalida mengatakan, reaksi kimia yang terjadi (berbuih) menunjukkan batuan mengandung mineral karbonat. Hal itu untuk mengetahui litologi situs tersebut. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, litologi adalah ilmu tentang batu-batuan yang berkenaan dengan sifat fisik, kimia, dan strukturnya. Batugamping ini juga dapat berpotensi sebagai reservoir karena pada beberapa sumur di wilayah Tuban terdapat penampakan hidrokarbon.
Penjelajahan hari ini ditutup dengan semangkok bakso Pak Kumis di Blora yang menyegarkan pikiran setelah seharian asyik berbicara dengan batu.
Bagaimana juga, pemaparan yang dilakukan senior atau peserta masih berupa asumsi karena masih ada hari-hari esok untuk membahasnya lebih jauh demi menguak rahasia batu yang sekilas tak berbicara tapi mereka punya sejuta umur dan seribu cerita!
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR