Kosta Rika telah melakukannya lagi. Pada bulan Januari tahun 2016 lalu, negara di bagian Amerika Tengah ini mengumumkan bahwa dirnya telah menyalakan listriknya selama 250 hari tanpa membakar bahan bakar fosil. Tahun ini, Kosta Rika telah melampaui pencapaiannya itu, Prestasi atas usahanya itu dicapai pada bulan November ini.
Sejauh ini, tercatat 300 hari sudah Kosta Rika menggunakan listrtik yang 100 persen berasal dari energy terbarukan. Prestasi ini cukup hebat untuk sebuah Negara yang terdiri dari sekitar lima juta orang.
Menurut angka yang diberikan oleh Pusat Pengendalian Energi Nasional Kosta Rika, 99,62 persen produksi listrik negara tersebut dihasilkan dari lima sumber terbarukan.
Sumber energi tesebut sebagian besar berasal dari tenaga air yang menyediakan 78,26 persen listrik Kosta Rika, diikuti angin (10,29 persen), energi panas bumi (10,23 persen), biomassa dan solar (0,84 persen), dan hidrokarbon (0,38 persen).
Bersama-sama, sumber-sumber ini telah memberi kekuatan pada Kosta Rika selama 300 hari pada 2017 pada 18 November, memberikan catatan pribadi bangsa pada tahun 2015, di mana negara tersebut mengandalkan energi alternatif untuk 100 persen listriknya selama 299 hari.
Ketika sumber energi terbarukan tidak tersedia, Kosta Rika akan kembali menggunakan cadangan listrik yang ada untuk menghasilkan listrik, tapi tahun ini Kosta Rika tidak lagi menggunakannya sejak 1 Mei, ini berarti Kost Rika telah menikmati energi terbarukan beruntun selama lebih dari 200 hari.
Baca juga: Ubah Sampah Jadi Listrik, Siswa 18 Tahun Menangi Lomba Sains Internasional
Usaha pengalihan energy listrik ini merupakan inovasi dan langkah terbaru yang dijalankan di Kosta Rika. Pada tahun 2016 dan 2015 Kosta Rika telah mencapai masing-masing 76 hari dan 75 hari peregangan
Penting untuk dicatat bahwa angka tersebut hanya berkaitan dengan pembangkitan listrik. Kosta Rika masih menggunakan bahan bakar fosil untuk kendaraan berbasis bensin, dan untuk hal-hal seperti pemanasan gas bangunan.
Tapi dibandingkan dengan kebanyakan negara lain di dunia, Kosta Rika masih menjadi contoh yag cemerlang tetang bagaimana sumber terbarukan dapat dimanfaatkan untuk memikul semua beban (atau hampir semua) akan tuntutan listrik di seluruh wilayah negara.
"Ini benar-benar waktu untuk menghilangkan mitos bahwa sebuah negara harus memilih antara pembangunan di satu sisi dan perlindungan lingkungan, energi terbarukan, kualitas hidup, di sisi lainnya," ujar Monica Araya, pendiri renewable energy initiative group Costa Rica Limpia, dalam pidatonya di TED 2016.
Tentu saja, sejauh perjalanan negaranya, Kosta Rika memang terlalu kecil dalam manfaat lingkungannya terutama pada kelimpahan curah hujan disana, hal ini yang membuat Kosta Rika harus berusaha agar ketersediaan airnya selalu mencukupi.
Baca juga: Sisa Jasad Manusia Hasilkan Energi Listrik di Pemakaman
Tapi mengenai argumen ini, entah bagaimana, Kosta Rika memiliki keunggulan penting atau unik dalam hal peluang energi alteratif yang tidak dimiliki oleh negara lain, Araya mengatakan bahwa hal itu sama sekali tidak benar.
"Ini bukan hanya keberuntungan, tapi juga kemampuan untuk berpikir dalam jangka panjang," katanya kepada Yale Environment 360 pda awal tahun ini.
"Ceritanya bisa saja berbeda, bisa jadi cerita tentang negara berkembang yang mencari opsi jangka pendek. Menurut saya dasar pemikiran yang membentuk beberapa keputusan yang sekarang telah terbayar - misalnya, bahan bakar pembaki listrik non-fosil dan penciptaan taman nasional - adalah kemampuan untuk berpikir dalam jangka panjang. "
Pandangan jangka panjang itu persis seperti kebutuhan dunia sekarang, dengan emisi CO2 dan suhu global yang terus meningkat menuju masa depan yang tidak menentu.
Dengan pemikiran tersebut, penting untuk mencatat apa yang dilakukan Kosta Rika di sini - kesuksesan mereka bisa menjadi milik kita juga. Kita hanya perlu sangat menginginkannya.
Penulis | : | |
Editor | : | Ema Indah Ruhana |
KOMENTAR