Dua makam Mesir kuno yang berasal dari Dinasti ke-18 (1500-1292 SM) ditemukan di nekropolis Dra\' Abu el-Naga di Luxor, Mesir. Kedua makam tersebut diduga milik pejabat yang bertugas di ibukota kuno Thebes, wilayah yang kini merupakan situs warisan dunia UNESCO.
Makam tersebut disurvei dan diberi nomor oleh ahli Mesir kuno asal Jerman, Friederike Kampp-Seyfried pada 1990-an. Saat itu, makam yang dikenal sebagai Kampp 161 tidak pernah dibuka, sementara makam lainnya yang diidentifikasi sebagai Kampp 150 hanya digali hingga pintu masuknya. Kedua makam itu baru-baru ini ditemukan kembali dan digali oleh para arkolog Mesir.
Nama-nama kedua pejabat yang dikubur di makam tersebut belum diketahui, karena tidak prasasti yang memuat nama penghuni makam tersebut.
Kampp 161 kemungkinan berasal dari rezim Amenhotep II atau Thutmose IV. Kesimpulan tersebut berdasarkan perbandingan gaya dan arsitektural dengan makam lain di daerah itu. Dari perbandingan, diperkirakan makam itu berusia sekitar 3.400 tahun.
Dinding barat makam Kampp 161 memiliki gambar peristiwa sosial yang rumit, kemungkinan sebuah perjamuan, dengan seorang tokoh yang mempersembahkan korban kepada penghuni makam dan istrinya. Topeng-topeng penguburan yang terbuat dari kayu, sisa-sisa furnitur, dan peti mati berhias juga ditemukan di dalam makam.
Kampp 150 kemungkinan besar berasal dari masa pemerintahan Thutmose I—kira-kira satu abad lebih awal dari pada Kampp 161—-berdasarkan sebuah cartouche yang ditemukan di makam. Sementara tidak ada prasasti yang bertuliskan nama, namun banyak benda-benda penguburan yang menampilkan nama seorang penulis, Maati, dan istrinya Mohi, ditemukan di halaman makam. Hal ini kemungkinan mengisyaratkan identifikasi pekerjaan penghuni makam tersebut.
Selain itu, arkeolog juga menemukan patung kayu berwarna-warni, topeng pemakaman, dan mumi terbungkus linen di dalam makam ini.
"Ini adalah pertama kalinya kami memasuki dua makam ini," ujar Menteri Kepurbakalaan Mesir, Khaled El-Enany.
Sementara ekspedisi arkeologi asing memiliki sejarah panjang dalam penggalian situs kuno Mesir, seorang pejabat senior Kementerian Kepurbakalaan Mesir mencatat bahwa penemuan kembali dan penggalian makam oleh arkeolog Mesir mencerminkan profesionalisme dan keahlian yang berkembang dari komunitas ilmiah asli negara tersebut.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR