Mulai rusak
Alasan mengapa mumi-mumi itu sangat awet adalah karena mereka terkubur di pasir kering Gurun Atacama selama ribuan tahun dan tidak tersentuh hujan lebih dari 400 tahun.
Beberapa abad berlalu, mereka akhirnya digali dan dipindahkan ke pusat penelitian lokal untuk konservasi.
(Baca juga: Mumi Berlapis Tembaga dari Peradaban Arktika Kuno Ditemukan dalam Lapisan Es)
Awal 2015, mumi-mumi tersebut mulai rusak. Pelestari artefak di Cile pun meminta bantuan para peneliti di Universitas Harvard.
“Kami tahu bahwa mumi-mumi tersebut mengalami penurunan kualitas, namun tidak ada yang memahami alasannya. Hal ini belum dipelajari sebelumnya,” kata Ralph Mitchell, ahli biologi di Harvard.
Analisis jaringan pada mumi menunjukkan bahwa mereka dikerubungi oleh bakteri. Namun, itu bukan bakteri kuno, melainkan jenis yang biasanya hidup di kulit manusia. Bakteri-bakteri itu semakin mempercepat proses degradasi.
Ralph menambahkan, jika tidak mampu menjaga mumi Chunchorro dengan suhu dan kelembapan yang tepat, maka mikroorganisme akan terus ‘memakan’ mereka.
Penulis | : | |
Editor | : | dian prawitasari |
KOMENTAR