“Melalui metode ini, daur nutrisi dalam sistem budidaya menjadi lebih efisien, karena biaya pakan dan pengelolaan kualitas air dapat ditekan secara optimal yang akhirnya berdampak pada penurunan biaya produksi,” jelasnya.
Selain lebih ramah lingkungan, budidaya TERBARU juga memiliki produktivitas dan nilai ekonomi yang lebih baik dibandingkan dengan budidaya masing-masing komoditas secara monokultur. Introduksi teripang pasir sebagai komoditas baru bernilai ekonomis tinggi, secara langsung meningkatkan nilai ekonomi sistem ini.
Estimasi produktivitas dan pendapatan per tahun untuk lahan tambak seluas satu hektar untuk budidaya TERBARU lebih jika tinggi dibandingkan dengan budidaya monokultur yaitu sebesar 17,5 persen (monokultur teripang), 422,2 persen (monokultur bandeng), dan 879,2 persen (monokultur Gracilaria sp.).
“Hasil penelitian juga sudah dimanfaatkan oleh berbagai stakeholder. Keberadaan teknologi budidaya teripang pasir diharapkan dapat menjaga keseimbangan populasi teripang pasir di alam, sekaligus tetap memenuhi kebutuhan pasar dan mendukung kegiatan pemberdayaan masyarakat pesisir,” pungkas Hendra.
Sementara, Peneliti P2O LIPI Tutik Murniasih menjelaskan, walau potensi ekonominya tinggi, bentuk dan rupa dari biota laut tersebut dinilai kurang menarik. Namun positifnya, saat ini masyarakat sudah semakin menyadari keberadaan biota tersebut yang dinilai baik untuk kesehatan.
”Masyarakat saat ini sudah sadar untuk mengkonsumsi makanan yang sehat dari produk alami karena memiliki manfaat fisiologis dan mengurangi resiko terjadinya berbagai penyakit kronis,” jelas dia.
(Baca juga: Horor, Ribuan Makhluk Laut Mati Terdampar di Pantai Inggris)
Tutik mencontohkan, teripang Stichopus vastus yang tergolong teripang murah, tetap memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi produk obat dan makanan kesehatan yang bernilai ekonomi tinggi.
Menurut dia, teripang dapat diolah menjadi makanan kesehatan pendamping atau penambah program diet, nutrisi atau kondisi tubuh tertentu dan bukan merupakan pengganti makanan.
Salah satu bentuk pengembangan teripang yang dilakukan LIPI, kata Tutik, adalah formula suplemen teripang dengan dengan fisik warna putih keruh, berbau khas dan berbentuk kental.
Formulasi sediaan dalam bentuk cair, kata dia, mempunyai banyak keuntungan, yaitu kemudahan dalam penentuan dosis, kemudahan untuk ditelan, pertimbangan bioavailabilitas, dan kandungannya lebih mudah diserap tubuh.
Artikel ini pernah tayang di mongabay.co.id. Baca artikel sumber.
Penulis | : | |
Editor | : | hera sasmita |
KOMENTAR