Ini masuk akal karena keingintahuan di dunia yang berbahaya akan membunuh mereka. Lebih efisien dan tidak terlalu berisiko jika mereka menerima isyarat dari kelompok mereka yang sudah berpengalaman. Akhirnya, orangutan melakukan kegiatannya dengan rutin dan tidak fokus pada inovasi sama sekali.
Lalu, mengapa di penangkaran hewan justru mendapatkan ketrampilan yang tidak miliki oleh kawanannya di alam liar?
Van Schaik pun menyimpulkan jika di penangkaran, orangutan berada dalam lingkungan yang aman dan stabil tanpa gangguan kelaparan dan predator. Ini memberi mereka waktu dan kesempatan untuk mengeksplorasi. Mereka juga bertemu dengan manusia yang menjadi model peran seperti yang dilakukan induk di alam bebas. Itu mungkin kenapa orangutan yang ada di penangkaran lebih cerdas dibandingkan yang berada di alam liar.
Di penangkaran, mereka memilki kemampuan bervariasi untuk memecahkan masalah mereka. Temuan ini tentunya menjadi hal yang menarik bukan hanya karena subyek rasa ingin tahu hewan yang jarang dipelajari, tetapi perilaku kera ini pun juga bisa memberikan pandangan baru untuk memahami evolusi manusia.
(Baca juga: Teknologi-teknologi Canggih untuk Melawan Kejahatan Satwa Liar)
"Nenek moyang kita telah mengembangkan otak besar, tubuh tegak serta penggunaan alat-alat dasar sebelum mereka mengembangkan bahasa, seni dan inovasi budaya yang lebih canggih lainnya. Apa yang memicu semua itu mungkin ada kaitannya dengan keingintahuan," kata van Schaik.
Itu semua, menurut Allison Kaufman dari peneliti University of Connecticut, tidak akan berjalan maksimal tanpa adanya lingkungan yang tepat.
"Seperti orangutan, kreativitas manusia hanya berkembang di lingkungan yang tepat. Sulit diciptakan tanpa alat, waktu dan kondisi yang stabil," kata Kaufman.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kenapa Orangutan di Penangkaran Lebih Cerdas daripada di Alam?"
Penulis | : | |
Editor | : | hera sasmita |
KOMENTAR