Ayah Comtesse de Monteil adalah seorang tukang daging di kota pedesaan Mâcon, di wilayah Saône-et-Loire di Perancis Tengah, yang terkenal dengan kebun anggurnya.
Pada usia 18, ia menikah dengan Ulysses Portal, seorang pedagang anggur 14 tahun lebih tua darinya, sebelum akhirnya berpisah setelah menjalani sepuluh tahun pernikahan. Kemudian, Comtesse de Monteil pergi ke Amerika Serikat.
"Satu-satunya petunjuk yang menguak aktivitas selanjutnya, ialah foto-foto yang ditemukan polisi di antara barang-barangnya yang mewah, yang menunjukkan dia pernah berada di perusahaan elit di New York -entah untuk bekerja atau melangsungkan pencuriannya," terus Elenowitz-Hess.
Menurut laporan berita, pada tahun 1888, ia kembali ke Perancis, sejak saat itu ia menyebut dirinya dengan Comtesse de Monteil. Agaknya, beragam aktivitas pencurian dan penipuannya dilakukan sekembalinya ke Perancis.
Ia membatasi aksi kriminalnya di tempat-tempat yang terkait dengan perjalanan rekreasi yang mewah dengan elegan, seperti Jenewa, Alexandria, Monte Carlo, dan kota-kota megah di French Riviera.
"Para bangsawan jarang mengunjungi Riviera selama periode ini, jadi dia bisa melakukan penipuannya tanpa terdeteksi," ungkapnya.
Puncaknya terjadi pada tahun 1892, Comtesse de Monteil menjadi perhatian polisi Perancis karena pencurian yang tidak disengaja di hotel tempat dia menjadi tamu.
Baca Juga: Legenda Jepang Ishikawa Goemon Mati Direbus di Atas Kuali Minyak
"Dia dilaporkan mengendalikan sekelompok pencuri yang memiliki identitas (nama) besar, menyamar sebagai diplomat Italia atau putra seorang pemilik kapal pesiar kaya," sambungnya.
Ia dipergoki sesaat setelah berhasil menyelinap diantara para orang-orang kaya, kemudian masuk ke hotel yang mewah dan elegan. Ia berhasil mengantongi sejumlah barang-barang mewah dan berharga sebelum akhirnya tertangkap oleh polisi.
Di antara para tamu hotel yang semuanya merupakan orang-orang kaya raya, berjas, berdasi, mengenakan pakaian super mewah, hingga perhiasan mahal, Comtesse de Monteil menyelinap ke dalamnya. Membuatnya tak ada yang menyadari, ialah pencuri dan penipu paling dicari dalam catatan sejarah.
Sampai ke meja hijau, Pseudocomtesse tak pernah sekalipun mengakui kejahatannya, bersikeras selama persidangannya bahwa perhiasan dan uangnya adalah hadiah dari grandee Spanyol dan pasha Mesir.
Baca Juga: Gara-gara Rempah: Pencurian Peta Hingga Ekspedisi Compagnie van Verre
Source | : | Atlas Obscura |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR