Banyak konflik terjadi di daerah pedesaan yang dihuni petani kecil. Petani berskala kecil ini termasuk di antara orang yang paling rentan di planet. Mendukung mereka adalah strategi penting PBB untuk mencapai target keamanan pangan.
Saat krisis berlangsung, para petani dan peternak mungkin dipaksa untuk meninggalkan tanah dan komunitas mereka.
Migrasi adalah salah satu mekanisme penanganan yang paling terlihat pada penduduk desa yang menghadapi konflik atau bencana terkait iklim. Secara global, jumlah pengungsi dan orang yang terusir secara domestik meningkat dua kali lipat pada 2007-2016.
Dari 64 juta orang yang diperkirakan terusir, lebih dari 15 juta terkait dengan krisis makanan akibat konflik di Suriah, Yaman, Irak, Nigeria dan Somalia.
Migrasi itu memang tidak pasti dan sulit, tetapi mereka dengan sumber daya yang paling sedikit mungkin bahkan tidak memiliki pilihan itu. Riset baru oleh kolega saya di Universitas Minnesota menunjukkan bahwa populasi yang paling rentan mungkin “terjebak” di tempat, tanpa sumber daya untuk bermigrasi.
Terusir karena bencana alam juga memantik konflik. Migrasi yang dipicu kekeringan di Suriah, misalnya, telah dikaitkan dengan konflik di sana, dan banyak militan di Nigeria telah dikenali sebagai petani yang terusir oleh kekeringan.
Untuk mengurangi kelaparan dunia dalam jangka panjang, penduduk desa memerlukan cara berkelanjutan untuk mendukung mereka dalam menghadapi krisis. Ini berarti memikirkan strategi untuk mendukung mata pencairan desa yang tangguh, beragam, dan saling terkait.
Banyak inisiatif keamanan pangan skala besar menyediakan petani dengan varietas pangan dan ternak yang lebih baik, ditambah pupuk. Pendekatan ini krusial, tapi bisa membantu petani memfokuskan sebagian besar atau seluruh sumber daya mereka untuk menumbuhkan jagung, gandum, atau beras yang lebih produktif.
Mengkhususkan diri dalam cara ini meningkatkan risiko. Bila petani tidak bisa menanam benihnya tepat waktu atau mendapat pupuk, atau jika tidak ada hujan, mereka cuma punya sedikit cadangan.
Semakin banyak agensi riset dan pengembangan pertanian, LSM, dan program bantuan yang bekerja untuk membantu petani memelihara pertanian tradisional beragam dengan memberikan dukungan keuangan, agronomi, dan kebijakan untuk produksi dan pemasaran tanaman dan spesies ternak asli setempat.
Penulis | : | |
Editor | : | hera sasmita |
KOMENTAR