Anda tahu bagaimana kota-kota Romawi dikuburkan dari waktu ke waktu dengan puing-puing? Hal yang sama terjadi pada tempat tidur.
Philip Tierno menggambarkan kasur dan bantal Anda, serta permukaan lembut dan licin lainnya. Patolog New York University dan pemburu mikroba tersebut menulis sebuah buku berjudul “The Secret Life of Germs”. Dia tahu di mana kuman-kuman tersebut bersembunyi.
Ketika tempat tidur selama ini dianggap sebagai tempat mikroba dan patogen hidup, hal tersebut justru mengejutkan Tierno. Menurutnya, bagian yang paling dikuasai oleh kuman di rumah bukanlah tempat tidur.
Artikel terkait: 5 Sarang Kuman Tak Terduga di Dalam Rumah
"Kuman ada di mana-mana," ujarnya. “Semua makhluk hidup, batu karang, tanah...penuh dengan kuman. Kita berasal dari sel tunggal primordial. Kuman ada di sini sebelum kita," jelas Tierno.
Bahkan sekarang, kuman bisa berada di tubuh kita dan dimanapun Anda berada. Kuman adalah bentuk kehidupan yang tak terlihat, yang tidak perlu ditakuti. Menjaga diri Anda dalam melawan agen-agen penyebab penyakit yang potensial membutuhkan pemahaman yang sederhana tentang musuh Anda tersebut.
Apa Itu Kuman?
Kuman merupakan organisme kecil yang ada di mana-mana. Namun, selama ini organisme yang dianggap "kuman" ialah sejumlah spesies bakteri dan virus. Anda juga mungkin menemukan jamur dan protozoa penyebab penyakit di dalam rumah, terutama di daerah yang lembab.
Di kamar mandi, misalnya, air yang bersentuhan dengan permukaan keras dapat menciptakan apa yang disebut biofilm, film mikroorganisme yang berlendir.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Biofilms and Microbiomes akhir bulan lalu, para peneliti membedah bebek karet—mainan plastik yang berlama-lama di bak mandi. Di dalamnya, mereka menemukan bakteri patogen dalam 80 persen mainan yang mereka uji.
Baca juga: Sejarah Sendok: Awalnya Bukan Untuk Makan
Tierno mengatakan, jika Anda membersihkan kuman di kamar mandi, Anda tetap masih belum menemukan tempat paling berkuman di dalam rumah.
"Itu lebih bersih dibandingkan dengan saluran pembuangan," katanya, mengacu pada saluran pembuangan dapur. "Saluran pembuangan adalah area rumah yang paling kotor, diikuti oleh spons dapur,” tambahnya.
Sebuah studi 2011 oleh NSF International—sebuah organisasi keselamatan konsumen—mengkategorikan peralatan rumah tangga dengan jumlah kuman tertinggi. Sedikit berbeda dari Tierno, mereka menemukan spons dan lap piring adalah peralatan rumah tangga yang paling kotor, diikuti oleh wastafel dapur, pemegang sikat gigi, mangkuk hewan peliharaan, wadah kopi, gagang keran kamar mandi, mainan hewan peliharaan, meja dapur, tombol kompor, dan talenan.
Dari Mana Kuman Berasal?
Tierno mengatakan, ada tiga sumber kuman dalam tubuh manusia. Yang pertama adalah kulit. Organ terbesar Anda adalah rumah bagi ratusan jenis kuman, dan setiap hari mereka mengelupas.
Sumber kedua yaitu mulut dan hidung. Berbicara, batuk, dan bersin adalah cara umum untuk mentransfer kuman ke udara. Sumber ketiga yang menghasilkan kuman ditemukan di ujung tubuh. "Ada lebih banyak kuman dalam satu sendok teh tinja daripada pria yang berjalan di muka Bumi," kata Tierno.
Kuman-kuman tersebut menjadikan dapur sebagai salah satu bagian yang paling kotor di rumah tertentu. Sisa-sisa dari ternak masuk ke dapur bersama daging, atau dari pupuk yang digunakan untuk menanam sayuran.
Apakah Mereka Mematikan?
“Setiap bantal di rumah saya memiliki pelindung, begitu juga dengan kasur,” kata Tierno. Pelindung ini, katanya, mencegah kuman dari waktu ke waktu.
Kuman dapat terakumulasi dengan mudah, tambahnya, tetapi membersihkannya dari rumah hanya membutuhkan perawatan yang rutin. Mencuci tangan juga merupakan langkah penting untuk menjaga kuman yang akan masuk ke tubuh Anda.
Artikel terkait: Awas, Benda-Benda Ini Menyimpan Bakteri
Untuk membersihkan biofilm di dalam rumah, Tierno menyarankan untuk menggosok permukaan dengan sikat logam, sabun, dan air, serta larutan pemutih 10 persen jika benar-benar diperlukan.
Kebanyakan orang, tambahnya, memiliki sistem kekebalan yang cukup kuat untuk menangkis kuman rumah tangga sendiri. Namun, karena obat modern memungkinkan orang menekan sistem kekebalan untuk hidup lebih lama, lebih banyak orang yang lebih rentan terhadap kuman di sekitar kita.
Penulis | : | |
Editor | : | Ema Indah Ruhana |
KOMENTAR