Namun, penelitian yang dipublikasikan dalam Bulletin of the Seismological Society of America ini menyarankan bahwa perilaku aneh para hewan mungkin dipengaruhi getaran awal. Dengan kata lain, hewan mungkin lebih sensitif pada getaran awal.
"Hewan-hewan itu mungkin merasakan gelombang seismik - gelombang P (primer) atau S (permukaan) - yang dihasilkan oleh foreshick," ujar Woith.
Baca juga: 6 Hal Mengejutkan Tentang Korea Utara yang Tidak Anda Ketahui
"Pilihan lain, bisa jadi merupakan efek sekunder yang dipicu oleh foreshocks, seperti perubahan air tanah atau pelepasan gas dari tanah yang mungkin dirasakan oleh hewan," imbuhnya. Kita juga tak bisa mengesampingkan kemungkinan bahwa hewan punya "super-sense".
Dengan mencatat aktivitas populasi hewan dalam jangka panjang, jauh sebelum gempa bumi, kita mungkin bisa mendpaat informasi yang lebih baik bagaimana perubahan perilaku mereka terkait dengan sifat gempa.
"Sampa saat ini, hanya sedikit seri waktu yang terkait dengan perubahan perilaku hewan. Paling lama hanya satu tahun," kata Woith.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Benarkah Perilaku Hewan Bisa Jadi Tanda Gempa Bumi?"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | hera sasmita |
KOMENTAR