Nationalgeographic.co.id—Dari dalam fosil tanaman berusia 164 juta tahun, para peneliti mendapati contoh paling awal dari kuncup bunga. Fosil berukuran 4,2 sentimeter dan lebar 2 sentimeter ini ditemukan di wilayah Mongolia Dalam, Tiongkok.
Dilansir dari Live Science, fosil ini mencakup batang, cabang berdaun, buah bulat dan kuncup bunga kecil berukuran sekitar 3 milimeter persegi. Spesies ini diberi nama Florigerminis jurassica oleh para ahli.
Penemuan ini seakan mendorong mundur munculnya tanaman berbunga ke periode Jura, antara 145 juta dan 201 juta tahun yang lalu. Diketahui tanaman terbagi dalam dua jenis tanaman berbunga atau angiospermae dan tanaman tidak berbunga alias gymnospermae.
Adanya kuncup bunga dan buah dalam fosil merupakan indikator bahwa Florigerminis jurassica adalah angiospermae, bukan gymnospermae yang merupakan jenis tanaman dominan selama periode Jura. Sebelumnya, bukti fosil menunjukkan tanaman berbunga tidak pernah muncul sampai periode Kapur, antara 66 juta dan 145 juta tahun lalu. Namun, fosil baru ini adalah bukti paling kuat tentang kemunculan tanaman berbunga.
“Banyak ahli paleobotani terkejut (dengan fosil) karena sangat berbeda dari apa yang dinyatakan dalam buku. Tapi saya tidak begitu terkejut,” ujar Xin Wang, seorang peneliti di Institut Geologi dan Paleontologi Nanjing, Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok kepada Live Science.
Fosil baru ini bukan contoh tertua dari fosil bunga yang pernah ditemukan. Pada tahun 2018 lalu, dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan di eLife, para peneliti menggambarkan bunga berusia 174 juta tahun dari tanaman dengan genus Nanjinganthus.
Hanya saja beberapa peneliti mempertanyakan apakah Nanjinganthus benar-benar dapat dianggap sebagai angiospermae atau tidak. Karena bunganya tidak cukup kompleks untuk membedakannya dari struktur daun yang terlihat pada gymnospermae, ScienceAlert melaporkan. Xin Wang mengatakan bunganya juga sangat halus dan sulit untuk membantu, hal ini membuatnya sulit untuk membedakan mereka dari bahan tanaman lain.
Adanya kuncup bunga dan buah pada fosil baru membuktikan bahwa Florigerminis jurassica jelas merupakan angiospermae. Maka dari itu dalam pernyataannya, para peneliti mengatakan temuan ini menggarisbawahi keberadaan angiospermae di periode Jura dan meminta pemikiran ulang evolusi angiospermae.
Studi ini telah dipublikasikan pada jurnal Geological Society of London dengan judul A Jurassic flower bud from China pada 6 januari 2022.
Xin Wang meyakini bahwa beberapa genera tanaman lain yang diketahui dari periode Jura termasuk di dalamnya ada Nanjinganthus, Juraherba, Yuhania, Jurafructus, Xingxueanthus dan Schmeissneria berpotensi menjadi angiospermae. Namun, tidak ada cara untuk memastikan tanpa bukti fosil.
Sampai sekarang, para ilmuwan hanya berasumsi bahwa genera tersebut adalah gymnospermae karena mereka muncul di periode Jura. Kendati demikian, jika angiospermae ada pada periode tersebut, tumbuhan ini akan sangat jarang dibandingkan dengan gymnospermae dan terisolasi secara geografis. Sang ahli melanjutkan hal itu akan membuat penemuan kuncup bunga lain yang terpelihara dengan baik menjadi tidak mungkin.
Sementara itu, ada juga kemungkinan lainnya yakni Florigerminis jurassica mungkin merupakan salah satu mata rantai evolusi pertama antara tanaman mirip angiospermae yang lebih tua, seperti Nanjinganthus. Sedangkan angiospermae sesungguhnya yang lebih baru ditemukan pada periode Kapur.
Melansir Daily Mail, diyakini ada lebih dari 350.000 spesies tumbuhan berbunga. Semakin menarik dengan adanya keragaman besar antar spesies angiospermae.
Tumbuhan berbunga merupakan filum yang mencakup lebih dari 400 famili. Sebelum, muncul angiospermae, gymnospermae dan pakis adalah tumbuhan yang dominan. Tetapi angiospermae dengan cepat memantapkan diri sebagai kelompok paling sukses dalam kerajaan tumbuhan.
Baca Juga: Ahli Botani Indonesia Budidayakan Rafflesia di Luar Habitat Aslinya
Source | : | Live Science,Daily Mail |
Penulis | : | Maria Gabrielle |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR