Nationalgeographic.co.id—Bagi pencinta makanan pedas, jika tidak tersedia saus di meja rasanya kurang sekali untuk memanjakan lidah saat mengunyah makanan. Saat kita mengonsumsi saus, kita juga harus memahami bahan-bahan yang dikandung oleh saus itu sendiri. Sehingga kita bisa mengetahui apakah saus itu sehat untuk dikonsumsi atau tidak.
Pada daerah pedalaman Papua, tepatnya di daerah pegunungan Jayawijaya terdapat tanaman buah merah. Buah merah atau Pandanus conoideus ini memiliki banyak manfaat dan khasiat bagi kesehatan, karena memiliki kandungan zat gizi yang tinggi. Ternyata selain kelapa sawit, buah merah berpotensi sebagai minyak nabati atau minyak karotenoid. Biasanya buah merah dimanfaatkan menjadi bahan pangan/ bahan pewarna alami makanan, bahan kerajinan dan obat untuk menyembuhkan berbagai penyakit yang salah satunya adalah HIV.
Buah merah yang dimanfaatkan sebagai bahan pangan di daerah Papua biasanya dikonsumsi secara langsung atau dapat dimasak dengan bahan makanan lain saat upacara bakar batu bersama sayur. Hasil olahan dalam bentuk minyak digunakan sebagai minyak goreng. Sari dari buah merah digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan saus dimana dapat menjadi salah satu saus yang sehat, tanpa bahan pengawet, tanpa pewarna sintetis, dan mengandung nutrisi yang tinggi pada saus buah merah.
Tim ahli biologi Universitas Kristen Satya Wacana, yakni Gloria Stefani Mozes, Kristiawan Prasetyo Agung Nugroho, dan Dhanang Puspita memaparkan hasil penelitian mereka berjudul “Pemanfaatan Buah Merah (Pandanus conoideus) sebagai Bahan Baku dalam Pembuatan Saus dan Potensinya sebagai Bahan Tambahan Pangan” yang terbit di Prosiding Seminar Nasional Mahasiswa UNIMUS, 2018.
Dalam penelitian tim ahli biologi UKSW, cara memproduksi saus buah merah dengan menggunakan sebanyak 250 gram buah merah dan 250 mili liter air untuk mendapatkan 300 gram ekstrak buah merah. Kemudian ditambah dengan bumbu-bumbu dapur seperti bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas, kemiri, gula, garam, daun salam, tepung tapioka sebagai pengental dan susu cair.
“Semua bahan dicampur menjadi satu dengan menggunakan mixer kemudian dipanaskan kurang lebih 10 menit dengan api kecil hingga bertekstur kental,” ungkap Gloria pada jurnalnya.
Para peneliti melakukan uji coba saus buah merah yang diaplikasikan pada pembuatan nasi goreng. Pada pembuatan nasi goreng ini para peneliti melakukan perbandingan antara nasi goreng yang menggunakan saus tomat industri dengan nasi goreng yang menggunakan saus buah merah. Dalam eksperimen ini, peneliti tetap menggunakan bumbu-bumbu nasi goreng pada umumnya.
Hasil dari penelitian, saus buah merah ini bertekstur kental dan tidak terlalu halus, aroma khas dari buah merah masih sangat tercium pada saus. Namun untuk rasanya dapat dikatakan baik karena didukung oleh penambahan bumbu-bumbu dapur sehingga memberikan rasa yang lebih enak. Sedangkan hasil penelitian dari saus merah yang diaplikasikan pada nasi goreng, menghasilkan warna yang lebih menarik ketimbang warna yang dihasilkan oleh saus industri pada nasi goreng.
Pada nasi goreng buah merah ini memiliki rasa khas dari buah merah, namun dengan tambahan bumbu-bumbu dapur pada pembuatan nasi goreng dapat menutupi rasa buah merah yang mendominasi.
“Penggunaan bumbu dan bahan tambahan lain seperti susu dan tepung tapioka dalam pengolahan saus buah merah juga sangat penting. Selain menambah cita rasa, saus buah merah juga dapat meningkatkan kandungan nilai gizi seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan senyawa senyawa antibakteri dari bumbu dan rempah yang digunakan,” tulis Gloria pada penelitiannya.
Walaupun hasil dari rasa antara nasi goreng saus industri dengan nasi goreng saus buah merah hampir sama, namun kandungan-kandungan nutrisi dan tingkat gizi yang dihasilkan oleh saus buah merah lebih tinggi dari saus industri.
Jadi apakah anda tertarik untuk mengganti saus yang biasa anda konsumsi dengan saus buah merah yang kaya akan zat gizi dan berkhasiat ini?
Baca Juga: Meski Kurang Populer, Buah Kesemek Ternyata Mengandung Banyak Manfaat
Penulis | : | Ratu Haiu Dianee |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR