Temuan ini didapatkan dari pengumpulan sejarah pegunungan bumi dan mempelajari mineral yang ditinggalkan oleh puncak-puncaknya. Mineral itu seperti kristal zirkon yang terbentuk di bawah tekanan tinggi jauh di bawah pegunungan yang berat, dan dapat bertahan lama walau gunung induknya lenyap. Setiap butir zirkon inilah yang mengungkap kapan kerak bumi dan mineralnya terbentuk.
"Yang menakjubkan adalah seluruh catatan pembentukan gunung lewat waktu yang sangat jelas. Ini menunjukkan dua tonjolan tajam besar ini: satu terkait dengan munculnya hewan dan yang lainnya dengan munculnya sel-sel besar yang kompleks," terang Jochen Brocks, rekan peneliti dan profesor di Research School of Earth Sciences, Australian National University.
Baca Juga: Gawat, Gletser Himalaya Mencair Jauh Lebih Cepat daripada yang Lain
Gunung-gunung super ini mungkin juga membantu dalam peningkatan kadar oksigen di atmosfer yang membuat planet ini di masa purbanya bisa menopang kehidupan kompleks untuk bernapas. "Atmosfer Bumi awal hampir tidak mengandung oksigen," terang Zhu. "Tingkat oksigen atmosfer diperkirakan telah meningkat dalam serangkaian langkah, dua di antaranya bertepatan dengan kemunculan gunung-gunung super."
"Peningkatan oksigen atmosfer yang terkait dengan erosi Gunung Super Transgondwana adalah yang terbesar dalam sejarah bumi dan merupakan prasyarat penting bagi munculnya hewan-hewan," lanjutnya. Akan tetapi belum ada bukti hubungan kedua peristiwa ini yang membuat dugaan ini jadi signifikan disimpulkan.
"Studi ini memberi kita penanda, sehingga kita dapat lebih memahami evolusi kehidupan awal yang kompleks," kata Ian Campbell, rekan penulis dari institut yang sama. "Interval waktu antara 1.800 dan 800 juta tahun yang lalu dikenal sebagai miliaran tahun membosankan karena ada sedikit atau tidak ada kemajuan dalam evolusi."
"Perlambatan evolusi dikaitkan dengan tidak adanya dua gunung super selama periode itu, mengurangi pasokan nutrisi ke lautan."
Baca Juga: Inti Tanager, Spesies Baru Burung Warna Warni dari Pegunungan Andes
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR