Nationalgeographic.co.id—Seiring berkembangnya penelitian arkeologi, semakin menguatkan bagaimana manusia menyebar ke seluruh Bumi lewat teori Out of Africa. Berawal dari ketibaannya di Eurasia, mereka melanjutkan penyebarannya hingga ke Amerika.
Banyak jejak-jejak fosil dan artefak yang ditinggalkan untuk mengetahui penyebaran itu diperkirakan terjadi hampir dua juta tahun lalu oleh hominin awal yang jadi leluhur kita dan spesies "sepupu-sepupu" kita.
Walau teori ini diterima secara luas oleh arkeolog dan bidang terkait sejarah manusia, masih ada teka-teki yang harus dipecahkan. Salah satunya, kapan tepatnya hominin awal bemigrasi ke Eurasia, dan apakah hanya terjadi dalam satu gelombang saja?
Pertanyaan itulah yang dijawab oleh studi yang dilakukan para peneliti Bar-Ilan Universty, Ono Academic College, The University of Tulsa, dan Israel Antiquities Authority. Mereka mempublikasikan temuan mereka di jurnal Scientific Reports, Rabu (02/02/2022) lalu setelah menganalisis berbagai fosil tulang belakang manusia dari 1,5 juta tahun silam di Lembah Yordan, Yordania.
Mereka mendapati, migrasi manusia purba dari Afrika ke Eurasia terjadi secara bergelombang. Gelombang pertama membuat mereka mencapai Georgia dan pegunungan Kaukasus pada 1,8 juta tahun silam. Selanjutnya migrasi terjadi 1,5 juta tahun yang lalu sebagaimana didokumentasikan di Ubeidiya, Lembah Yordan yang berada di selatan Laut Galilea.
Fosil yang ada di Ubeidiya ini adalah anak laki-laki yang sangat kuno dari situs yang pertama kali di gali tahun 1960-an. Ketika diidentifikasi bersama sesama hominin lainnya yang berjalan di sekitar Levantine (kawasan untuk menyebut Timur Tengah tanpa Jazirah Arab) sekitar 1,5 juta tahun yang lalu, ternyata usianya lebih muda dari kelompok spesies yang ditemukan di Dmanisi, Georgia.
Selain tempat dan waktu, mereka memiliki perbedaan lainnya. Pertama, teknologi yang manusia purba Georgia ciptakan tidak serumit apa yang ditemukan di Ubeidiya. Kemudian secara fisik, manusia purba Ubeidiya lebih besar dibanding yang ada di Georgia. Genetika mereka pun berbeda berdasarkan tempat migrasinya yang menunjukkan, mereka telah mengembangkan adaptasi ekologi dan perilaku yang berbeda.
"Nampaknya, saat periode yang disebut sebagai Pleistosen Awal, kita dapat mengidentifikasi setidaknya dua spesies manusia purba di luar Afrika," kata Alon Barash, penulis utama studi dari Azrieli Faculty of Medicine, Bar Ilan University, dikutip dari Science Daily.
Baca Juga: Apa Saja Satwa yang Menemani Homo floresiensis di Sekitar Liang Bua?
"Setiap gelombang migrasi adalah jenis manusia yang berbeda—dalam penampilan dan bentuk, teknik dan tradisi pembuatan alat-alat batu, dan ceruk ekologi di mana mereka tinggal."
Walau belum jelas spesies Ubeidiya ini berada di posisi mana dalam pohon evolusi, para peneliti menulis, dari ukuran fosilnya bisa diklasifikasikan sebagai Homo habilis—spesies manusia purba paling awal.
Usianya memang masih anak-anak untuk mengungkapkan seperti apa dewasanya, antara ia manusia purba atau kera, yang memunculkan perdebatan sebelumnya.
Source | : | Science Daily,Scientific Reports |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR