Siapa saja para gladiator itu?
Gladiator adalah petarung profesional di Roma Kuno yang akan bertarung satu sama lain dan bahkan hewan eksotis sampai mati di arena. Beberapa adalah mereka yang memberikan upeti kepada para dewa atas kematian mereka. Kemudian, tawanan perang, budak, dan penjahat dibuat untuk berpartisipasi dalam olahraga darah sebagai bentuk eksekusi publik—menang dan Anda bisa hidup.
Bahkan seorang pria biasa, seperti tentara yang dipecat, orang buangan sosial, dan bahkan wanita menjadi gladiator. Roma juga menyaksikan pertempuran bangsawannya di arena.
Manusia bukan satu-satunya gladiator. Hewan eksotis di arena lebih populer daripada pria biasa.
Beberapa pejuang akan terpikat oleh popularitas dan patronase oleh orang kaya. Bahkan tiga kali makan dan perawatan medis akan menjadi keuntungan yang layak.
Namun mengapa seorang gladiator profesional memilih untuk mati dengan cara ini? Orang Romawi sangat sadar akan kematian. Mereka diajari untuk tidak takut mati dan lebih memilih cara kematian mereka. Tingkat kematian tinggi di Roma kuno, jadi daripada mati kelaparan atau penyakit, mati sebagai gladiator lebih menarik. Menang dalam pertempuran adalah masalah prestise sosial yang besar baik untuk kelas atas dan bawah. Jadi bagaimanapun juga, itu dianggap sebagai situasi yang saling menguntungkan.
Baca Juga: Seperti Stadion Saat Ini, Amfiteater Zaman Romawi Punya Fasilitas VIP
Bagaimana kematian menghibur penonton?
Menyaksikan gladiator menyerahkan hidup mereka dengan cara yang paling mengerikan adalah hiburan bagi para elit. Mengapa? Nyawa orang asing tidak penting bagi orang Romawi. Karena kebanyakan dari mereka adalah tahanan atau penjahat, mereka hampir tidak dianggap manusia.
Sejarawan percaya bahwa olahraga darah Romawi membantu mendorong persahabatan di antara orang-orang. Pada saat yang sama, pembunuhan brutal akan membantu menanamkan rasa takut di antara orang-orang yang tidak pernah berani menyeberangi Kaisar. Itu juga memberi beberapa tingkat kekuatan kepada para penonton, yang akan memberi isyarat melalui gerakan ibu jari mereka apakah nyawa gladiator yang hilang harus diselamatkan atau tidak.
Membawa hewan-hewan eksotis dari berbagai belahan dunia juga menghibur massa.
Menurut penelitian, menonton olahraga bisa menjadi katarsis. Ini tidak hanya melibatkan adrenalin bagi para olahragawan, tetapi juga bagi para penonton. Penonton sering secara individual mengidentifikasi dengan seorang atlet atau tim. Menjadi bagian dari kelompok bersemangat yang lebih besar membutuhkan emosi yang lebih tinggi menang atau kalah karena terkait dengan gairah emosional penonton.
Source | : | Science ABC |
Penulis | : | Agnes Angelros Nevio |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR