Bekerja dengan magnesium germanate, Mg2GeO4, analog dengan salah satu mineral silikat paling melimpah di mantel, tim dapat mengumpulkan informasi tentang potensi mineralogi super-Bumi dan planet ekstrasurya besar berbatu lainnya.
Di bawah sekitar 2 juta kali tekanan atmosfer normal, fase baru pun muncul dengan struktur kristal berbeda yang melibatkan satu germanium yang terikat dengan delapan oksigen.
"Hal yang paling menarik bagi saya adalah bahwa magnesium dan germanium, dua elemen yang sangat berbeda, saling menggantikan dalam strukturnya," kata Ron Cohen dari University of Nevada Las Vegas.
Dalam kondisi sekitar, sebagian besar silikat dan germanat diatur dalam apa yang disebut struktur tetrahedral, satu silikon pusat atau germanium terikat dengan empat atom lainnya. Namun, dalam kondisi ekstrem, ini bisa berubah.
"Penemuan bahwa di bawah tekanan ekstrem, silikat dapat mengambil struktur yang berorientasi pada sekitar enam ikatan, bukan empat, adalah pengubah permainan total dalam hal pemahaman ilmuwan tentang dinamika Bumi yang dalam," jelas Sally June Tracy dari Carnegie. "Penemuan orientasi delapan kali lipat ini bisa memiliki implikasi revolusioner yang sama untuk bagaimana kita berpikir tentang dinamika interior planet ekstrasurya," simpulnya.
Tim berharap, akan melakukan penelitian ini lebih lanjut, agar dapat lebih memahami lagi dinamika interior planet ekstrasurya yang tentunya ini dapat bermanfaat bagi potensi kelayakhunian mereka.
Penelitian ini didukung oleh US National Science Foundation, Departemen Energi AS, Gauss Center for Supercomputing dan sumbangan dari Carnegie Institution for Science.
Source | : | Tech Explorist |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR