Nationalgeographic.co.id—Pada tahun 43 M, Bangsa Romawi menaklukkan Inggris di bawah pimpinan Kaisar Claudius. Membawa nasib bangsa Celtic secara perlahan-lahan ditaklukkan dan diromanisasi.
Namun, bukan Celtic namanya jika mereka tidak pernah melakukan sejumlah perlawanan yang menyulitkan pasukan Romawi.
Kala itu, Ratu Celtic legendaris yang bernama Boudicca, menjadi sosok paling fenomenal dalam catatan sejarah dunia. Ia memimpin sukunya dalam pemberontakan berdarah melawan Romawi.
"Pada tahun 61 M, secara spektakuler, pasukannya menghancurkan benteng Romawi Londinium dan membantai penduduk Romawi di sana, menurut sumber Romawi," tulis Dave Roos kepada History.
Dave Roos menulis tentang Ratu Boudicca dari Celtic dalam sebuah artikel yang berjudul 8 Facts About the Celts, yang dipublikasikan pada 17 Maret 2021.
"Ia merupakan Ratu Celtic dari suku Iceni yang memimpin pemberontakan melawan pendudukan Romawi di tempat yang sekarang disebut East Anglia, Inggris," tambahnya.
Boudicca begitu karismatik sehingga sumber-sumber kuno mencatat suku-suku bergabung dengan pemberontakannya yang biasanya tidak mendukung tujuan yang dipimpin Iceni.
Boudicca adalah istri pemimpin dari suku Iceni, bernama Prasutagus yang memerintah wilayahnya sebagai sekutu independen dari Kekaisaran Romawi.
Setelah kematian suaminya, bagaimanapun, tanah Iceni direbut oleh Roma, Boudicca dicambuk dan putrinya diperkosa oleh orang Romawi karena berani menganggap mereka memiliki hak yang harus diakui oleh Roma.
"Selepas kejadian itu, Boudicca menjadi geram dan dengan cepat mengumpulkan sukunya untuk menyerang kota Camulodunum (sekarang menjadi Colchester) di mana dia membantai penduduk dan membakar kota," ungkap Roos.
"Gubernur Romawi, Gaius Suetonius Paulinus, yang sibuk berkampanye di pulau Mona, Anglesey, bergegas kembali untuk memadamkan pemberontakan Boudicca yang merajalela," tulis Mark kepada World History.
Joshua J. Mark menulis tentang pemberontakan istri kepala suku Iceni dari kalangan bangsa Celtic, dalam artikel yang berjudul Boudicca: Queen of the Iceni, Scourge of Rome. Artikelnya publish pada 18 Januari 2012.
Sementara itu, sebelum Paulinus kembali memadamkan pemberontakan, Boudicca telah menyerang dan menghancurkan Londinium (sekarang London) dan Verulamium (sekarang St. Albans) yang mengakibatkan lebih dari 80.000 warga Romawi dibantai.
Baca Juga: Wanita Bangsa Celtic Terkubur Selama 2.200 Tahun dalam Peti Pohon
Baca Juga: Menggantung Kepala Musuh, Cara Bangsa Celtic Kuno Rayakan Kemenangan
Baca Juga: Mitologi Romulus dan Remus, Tokoh yang Membangun Peradaban Romawi Kuno
"Boudicca yang penuh amarah, menyeru kepada para pasukan Celtic untuk menyiksa seorang wanita dengan menelanjanginya, kemudian memotong payudara mereka dan menjahitnya ke mulut mereka," ungkapnya.
Paulinus merancang serangan balasan untuk menghancurkan pasukan Celtic yang beringas dan ganas. Sampai akhirnya, Boudicca dikalahkan di Pertempuran Watling Street pada tahun 61 M.
Orang Celtic yang unggul secara jumlah, berhasil dipukul mundur oleh pasukan Romawi Paulinus (yang memegang posisi yang lebih strategis).
Menurut satu laporan, hampir delapan puluh ribu warga Celtic tewas. Di pihak Romawi, sekitar empat ratus orang tewas dan lebih banyak lagi yang terluka. Boudicca meminum racun akibat melihat kehancuran bangsa Celtic atas Romawi, ia pun tewas.
Demi mengenang keberaniannya, patung Boudicca dan putrinya selesai dibangun pada tahun 1905 M, atas perintah Pangeran Albert, dan berdiri di dekat Gedung Parlemen dan Jembatan Westminster di dekat London; kota yang pernah dia bakar habis.
Source | : | History,World History |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR