Banyak sejarawan percaya kejatuhan Romawi Kuno menyebabkan 'zaman kegelapan' berikutnya. Ini termasuk penurunan pendidikan, melek huruf, ekonomi dan hukum yang akan memakan waktu berabad-abad untuk pulih.
Ungkapan 'kejatuhan Romawi' adalah salah satu yang populer yang sering dilontarkan. Tetapi kapan 'kejatuhan' ini benar-benar terjadi?
476 Masehi sering disebut sebagai jatuhnya Romawi Kuno
476 Masehi paling sering disebut sebagai waktu ketika Romawi kuno 'jatuh'. Para sejarawan telah memilih waktu ini karena inilah saat faksi barat Kekaisaran Romawi dihancurkan sehingga mengakhiri pemerintahannya.
Pada waktu inilah Odoaker barbar Jerman yang tak kenal takut, pemimpin menakutkan dari klan Torcilingi, menggulingkan anak Kaisar Romulus Augustulus. Penaklukan itu mengakhiri Kekaisaran Romawi barat dan pemerintahan Romawi kuno.
Sejak saat itu, Odoaker menjadi raja Italia, memaksa Romulus yang malang untuk menyerahkan mahkotanya dan mundur untuk bersembunyi. Setelah 1000 tahun dominasi dunia yang luar biasa, tidak ada Kaisar Romawi yang akan pernah memerintah dari Italia lagi.
Kenyataannya, kejatuhan Romawi terjadi secara bertahap selama ratusan tahun
Meskipun Odoaker dipercaya membawa kejatuhan Roma, pada kenyataannya, sejarahnya jauh lebih kompleks dan bernuansa. Roma tidak dibangun dalam sehari, dan juga tidak dihancurkan oleh satu insiden atau individu.
Faktanya, banyak yang berpendapat kejatuhan Kekaisaran Romawi telah terjadi secara bertahap selama ratusan tahun. Dan apa yang dilakukan oleh Odoaker tidak menimbulkan efek besar bagi kejatuhan Romawi Kuno.
Pada awal abad ketiga, Kekaisaran Romawi telah menjadi terlalu besar untuk dikelola sebagai satu negara, jadi sesuatu harus dilakukan. Kaisar Diokletianus membagi Roma menjadi Kekaisaran Timur dan Barat pada tahun 285 Masehi.
Masing-masing pihak memiliki sistem kepercayaan politik dan ideologis mereka sendiri yang sangat berbeda satu sama lain. Seiring waktu, Kekaisaran Barat melemah, sementara pihak Timur tumbuh lebih kuat.
Jadi, beberapa orang mungkin mengatakan perpecahan di abad ketiga ini adalah saat kejatuhan Romawi yang sebenarnya dimulai.
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR