Pemberontakan besar pertama melawan Nicholas II dimulai pada hari Minggu, 22 Januari 1905. Para pekerja dan anggota kelas sosial lainnya yang terkena dampak perang bergabung dengan pendeta Georgy Gapon menuju Istana Kaisar. Saat mereka maju melalui Saint Petersburg, para demonstran disambut oleh barisan infanteri yang melepaskan tembakan.
Ratusan jiwa berguguran dan ini membuat masyarakat makin tidak percaya dengan pemerintahan Tsar Nicholas II yang otokratis. Peristiwa ini mencoreng citra Tsar Nicholas II baik di dalam maupun di luar Rusia. Juga menyebabkan lebih banyak kerusuhan di hari-hari berikutnya.
Baca Juga: Lenin Runtuhkan Tsar: Revolusi Rusia dan Lahirnya Komunis Dunia
Baca Juga: Menilik Kekayaan Tsar Rusia yang Masuk dalam Jajaran Manusia Terkaya
Baca Juga: Yekaterina, Ketangguhan Tsar Perempuan dalam Memodernisasi Rusia
Janji-janji reformasi yang samar-samar dibuat tidak berhasil, dan pada bulan Juni, bahkan beberapa faksi tentara memberontak. Pemberontakan Potemkin adalah salah satu peristiwa di mana korps tentara bangkit melawan Tsar.
Tsar Nicholas II kemudian menandatangani Manifesto Oktober, yang membentuk Imperial Douma, atau badan terpilih. Badan terpilih ini bertanggung jawab atas tugas-tugas seperti Parlemen.
Hubungan Douma dan Tsar Nicholas II
Tsar Nicholas II tidak berniat bekerja sama dengan badan yang baru terpilih itu. Segera pada tahun 1906, ia memecat Douma pertama. Namun, majelis terpilih berikutnya bahkan lebih menentang aturan tsar. Tidak tanggung-tanggung, Nicholas II membubarkan Douma pada tahun 1907.
Namun, beberapa reformasi positif dilakukan. Pada tahun 1913, Tsar Nicholas II meluncurkan program reformasi militer untuk sepenuhnya memodernisasi Angkatan Darat Rusia. Langkah ini dibarengi dengan reformasi ekonomi yang semakin memajukan Kekaisaran.
“Hubungan Tsar dengan Douma masih buruk, dan Tsar terus-menerus membubarkan majelis terpilih,” tambah Benabdeljalil.
Menjelang Perang Dunia I, Tsar Nicholas II memiliki musuh di semua faksi politik negara. Ketika Eropa turun ke perang, nasib dinasti itu disegel.
Meskipun sukses besar melawan Austria, upaya Rusia untuk menyerang Prusia Timur berakhir dengan bencana. Pada bulan-bulan berikutnya, perang parit mengambil korban besar pada moral tentara. Kembali ke rumah, kekurangan makanan dan resesi sangat memengaruhi populasi. Kekalahan Rusia di Perang Dunia Pertama inilah yang menjadi puncak kekesalan rakyat.
Pada akhir Februari 1917, pemogokan dan protes terhadap perang meletus di seluruh negeri. Douma secara terbuka mencela tsar dan pemerintahan otokratis.
Pada 2 Maret 1917, Tsar Nicholas II turun tahta dan meneruskan ke adiknya, Michael. Sang adik menolak mahkota, sehingga ini mengakhiri lebih dari 300 tahun kekuasaan Dinasti Romanov.
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR