Nationalgeographic.co.id—Kekaisaran Romawi, mercusuar kekuasaan dan peradaban, juga merupakan wilayah di mana bayang-bayang konspirasi bersemayam.
Sepanjang sejarahnya, banyak kaisar yang menemui ajalnya bukan dalam pertempuran atau karena sebab-sebab alamiah, melainkan di tangan para pembunuh bayaran.
Tindakan pembunuhan ini dimotivasi oleh perpaduan antara dendam pribadi, intrik politik, dan pencarian kekuasaan.
Persepsi populer sering kali menggambarkan kaisar Romawi sebagai sosok yang penuh kemewahan dan sewenang-wenang. Sampai batas tertentu, hal ini dibenarkan. Namun, aspek penting yang sering diabaikan adalah bahaya yang melekat pada posisi kekaisaran itu sendiri.
Menurut, Christina Athanasiou, seorang penulis sejarah Romawi dari Yunani, di antara 69 pemimpin yang memerintah Kekaisaran Romawi dari Augustus (wafat 14 M) hingga Theodosius (wafat 395 M), sebanyak 55,9% menemui ajalnya dengan cara yang tragis, yakni pembunuhan, bunuh diri, atau dalam pertempuran dengan musuh asing. Pembunuhan adalah bentuk yang paling umum.
“Kemungkinan seorang kaisar Romawi untuk menghindari akhir yang kejam sama seperti terlibat dalam permainan rolet Rusia yang berbahaya, menggunakan pistol enam bilik yang dimuati empat peluru,” ungkap Christina.
Nasib Para Kaisar: Kronik Pertumpahan Darah Kekaisaran
Roma, yang diyakini didirikan pada 753 SM, awalnya berfungsi sebagai negara kota di bawah pemerintahan monarki selama sekitar dua ratus tahun.
Pada tahun 509 SM, transisi ke republik terjadi, dengan struktur pemerintahan yang dipimpin oleh Senat dan dua konsul yang dipilih setiap tahun.
Namun, seiring dengan meluasnya kekuasaan Roma, bentuk pemerintahan republik terbukti tidak memadai. Akibatnya, pada tahun 27 SM, Augustus naik tahta sebagai kaisar perdana Roma, menandai dimulainya era kekaisaran.
Periode kekaisaran berlangsung hingga 476 Masehi ketika Romulus Augustulus, kaisar terakhir Kekaisaran Romawi Barat, digulingkan oleh pasukan Jerman. Dari tahun 27 SM hingga 476 M, 77 kaisar memerintah Kekaisaran.
Baca Juga: Di Balik Kaisar Romawi Kuno Mematahkan Hidung Mayat Aleksander Agung
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR