Mengutip BBC, ahli saraf Zoe Donaldson dari Department of Psychology and Neuroscience at University of Colorado Boulder mengatakan, "ketika Anda kehilangan orang tertentu, keinginan Anda untuk bersama mereka mungkin tidak hilang. Dan Anda tidak dapat memenuhi keinginan itu sehingga muncul rasa frustasi yang intens."
Donaldson juga tidak ikut dalam penulisan makalah ini. Meski demikian, ia telah beberapa kali terlibat dalam penelitian lain terkait saraf otak dan hubungan romansa seperti A neuronal signature for monogamous reunion di PNAS tahun 2020.
Pada makalah tahun 2010 berjudul Reward, Addiction, and Emotion Regulation Systems Associated With Rejection in Love, para peserta masih memikirkan penolakan yang dialami selama 85 persen dari jam bangunnya.
"Salah satu pengalaman paling menyakitkan yang bisa dialami manusia adalah kehilangan pasangan hidup," kata Fisher.
Baca Juga: Temuan Sains: Pria Berisiko Alami Gangguan Mental setelah Putus Cinta
Baca Juga: Ghosting: Alasan, Cara Bekerja, dan Dampaknya dalam Hubungan
Dia bersama tim mendapati area otak yang aktif terletak pada korteks dan cingulate interior yang berhubungan dengan rasa sakit fisik. Area ini biasanya juga menyala saat sakit gigi, jelasnya, tetapi rasa sakitnya bisa bertahan dan lebih lama.
Namun, Boutwell lewat studinya di Review of General Psychology punya solusi untuk membantu seseorang move on. Otak kita ternyata terprogram untuk proses pengembalian kondisi untuk tidak terlalu lama larut dalam sakit hati.
"Tinjauan literatur kami menunjukkan bahwa kita punya mekanisme di otak yang dirancang oleh seleksi alam untuk menarik kita melalui waktu yang sangat kacau dalam hidup kita," ujar Boutwell. "Temuan ini menunjukkan orang akan pulih, rasa sakitnya akan hilang seriing waktu. Akan ada cahaya di ujung terowongan."
Meski demikian, ada banyak cara untuk mempercepat terlepas dalam kesedihan akibat putus cinta yang disarankan oleh ilmuwan. Beberapa di antaranya melakukan latihan fisik seperti olahraga dan mental lewat menulis jurnal.
Sudut Pandang Baru Peluang Bumi, Pameran Foto dan Infografis National Geographic Indonesia di JILF 2024
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR