Perayaan April Mop juga menyebar ke seluruh Inggris selama abad ke-18. Di Skotlandia, tradisi menjadi acara dua hari, dimulai dengan "berburu gowk". Orang dikirim untuk tugas palsu (gowk adalah kata untuk burung kukuk, simbol untuk orang bodoh).
Perayaan ini diikuti oleh Tailie Day, yang melibatkan lelucon praktikal dimainkan di pantat orang. Seperti menjepit ekor palsu atau tulisan "tendang saya" pada mereka.
April Mop di zaman modern
Setiap daerah memiliki tradisi untuk merayakan April Mop. Namun tidak peduli asal-usul dan cara merayakannya, hari tersebut penuh dengan lelucon dan tipuan.
Di zaman modern, orang telah berusaha keras untuk membuat tipuan April Mop yang lebih rumit, bahkan sering kali menyebalkan.
Surat kabar, stasiun radio dan TV, serta situs web telah berpartisipasi dalam tradisi 1 April. Mereka melaporkan klaim fiktif keterlaluan yang membodohi audiens mereka.
Baca Juga: 24 April 1957, Terusan Suez Dibuka Kembali Setelah Krisis Sinai
Baca Juga: 23 April, Hari Buku Sedunia dan Wafatnya Cervantes serta Shakespeare
Baca Juga: Kesaksian Semesta Karena Ulah Gelegar Tambora
Pada tahun 1957, BBC melaporkan bahwa petani Swiss mengalami rekor panen spageti. BBC juga menunjukkan rekaman orang memanen mie dari pohon. Pada tahun 1985, penulis Sports Illustrated George Plimpton menipu banyak pembaca ketika memuat artikel yang dibuat-buat. Artikel ini bercerita tentang Sidd Finch yang bisa melempar bola cepat dengan kecepatan lebih dari 268 km per jam.
Pada tahun 1992, National Public Radio memberitakan bahwa mantan Presiden Richard Nixon mencalonkan diri sebagai presiden lagi. Lelucon ini mengagetkan seantero negeri saat itu.
Di Yunani, berhasil menipu seseorang pada tanggal 1 April dipercaya dapat membawa keberuntungan sepanjang tahun. Di beberapa bagian negara, curah hujan pada tanggal 1 April dikatakan memiliki kemampuan penyembuhan.
Bagaimana dengan Anda, apakah Anda melakukan lelucon pada seseorang hari ini atau justru menjadi korban?
Source | : | Reader's Digest,History |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR