Penelitian sampel tanah
Tim menghabiskan tiga tahun mengumpulkan sampel tanah dari Danau 578. Danau ini letaknya dekat lokasi kelompok pertanian terbesar di Permukiman Timur. “Dari analisis itu, peneliti mampu melukiskan gambaran rekor iklim daerah tersebut selama 2.000 tahun terakhir,” tambah Bradley.
Untuk melakukan ini, para peneliti memeriksa sampel danau untuk penanda yang dapat membantu merekonstruksi seperti apa iklim di pemukiman itu. Para ilmuwan pertama-tama menganalisis lipid di dalam tanah, yang disebut BrGDGT. Lipid ini diproduksi oleh bakteri dan membantu dalam mengidentifikasi suhu historis. Penanda kedua berasal dari tanaman dan rerumputan yang membusuk, dan lapisan lilin di atasnya. Dari tanaman dan rerumputan itu peneliti dapat mengetahui seberapa kering kondisi saat keduanya tumbuh.
"Tidak ada yang benar-benar mempelajari lokasi ini sebelumnya," kata penulis utama studi Boyang Zhao. Penelitian itu menemukan bahwa udara menjadi semakin kering dari waktu ke waktu.
Bangsa Viking memanfaatkan musim dingin yang keras dengan melengkapi hasil panen yang rendah dengan makanan dari laut. “Selain itu, mereka juga memperdagangkan barang-barang untuk buah-buahan dan kayu kering,” lapor Mike McRae dari Science Alert.
Petani Nordik membutuhkan pasokan rumput kering dalam jumlah besar untuk memberi makan ternak selama musim dingin. Bahkan dalam kondisi normal, pada musim semi, ternak akan terlalu lemah untuk bergerak. Begitu salju mencair, mereka harus membawa ternaknya ke padang rumput.
Baca Juga: Menulis Ulang Buku Sejarah: Mengapa Viking Meninggalkan Greenland?
Baca Juga: Bluetooth Berasal dari Nama Raja Viking yang Mati Seribu Tahun Lalu
Baca Juga: Menyingkap Jejak Viking di Kepulauan Terpencil Samudra Atlantik
Baca Juga: Badai Matahari Ungkap Bangsa Viking Sudah di Amerika Sebelum Columbus
Source | : | Smithsonian Magazine |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR