Nationalgeographic.co.id—Di lereng berumput dekat ujung paling selatan Greenland berdiri reruntuhan gereja yang dibangun oleh Viking. Diperkirakan ini sudah ada lebih dari satu abad sebelum Columbus berlayar ke Amerika.
Dinding blok granit tebal masih utuh meski atap kayu serta pintu runtuh dan membusuk sejak lama. Sekarang domba datang dan pergi sesuka hati, mengunyah rumput liar di tempat di mana Viking berlutut untuk berdoa.
Orang Viking menyebut fiord ini Hvalsey, yang berarti ‘Pulau Paus’ dalam bahasa Nordik Kuno.
Menghilang secara misterius dari Greenland
Dimulai pada abad ke-10, suku bangsa Nordik ini tinggal di Greenland sebelum menghilang secara misterius sekitar tahun 1400-an.
“Para ahli telah lama berpendapat bahwa ini disebabkan oleh perubahan suhu yang dramatis. Cuaca dingin dan buruk membuat kondisi kehidupan menjadi sulit,” lapor Colin Barras dari Science.
Sekarang penelitian baru yang diterbitkan bulan lalu di Science Advances menunjukkan bahwa kekeringan mungkin menjadi penyebabnya.
Permukiman Viking di selatan Greenland didirikan pada tahun 985 M, berlangsung hingga sekitar tahun 1450 M. Pada puncaknya, permukiman itu memiliki populasi lebih dari 2.000 jiwa. “Saat itu Greenland dipenuhi dengan padang rumput hijau untuk menggembalakan ternak,” ungkap Barras.
Sanggahan terhadap teori suhu dingin yang jadi penyebab Viking mengungsi
Para ilmuwan sebelumnya percaya bahwa Zaman Es Kecil membuat pertanian di wilayah itu hampir mustahil. Ini mendinginkan suhu di wilayah Atlantik Utara antara tahun 1300 dan 1850. Namun, peneliti Universitas Massachusetts Amherst dan Universitas di Buffalo berpendapat bahwa tidak ada bukti nyata untuk teori ini.
Sebabnya, data yang digunakan untuk mendukung gagasan itu diambil dari kumpulan inti es yang terletak sekitar 960 km dari permukiman. Tempat itu memiliki ketinggian 2.000 meter lebih tinggi. Selain itu, sangat tidak mungkin bahwa suhu telah berfluktuasi banyak di daerah yang dihuni suku bangsa Nordik selama waktu itu, menurut pernyataan UMass Amherst.
"Sebelum penelitian ini, tidak ada data dari situs sebenarnya dari permukiman Viking. Dan itu menjadi masalah," kata rekan penulis studi Raymond Bradley, seorang profesor geosains UMass Amherst. "Kami ingin mempelajari bagaimana iklim bervariasi di dekat peternakan suku itu sendiri."
Source | : | Smithsonian Magazine |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR