Sebagai reaksi atas perasaan menjadi sasaran, umat Islam mulai berpolitik. Kelompok-kelompok seperti Pluralism Project mendukung dan melatih lusinan kandidat Muslim di Maryland untuk mencalonkan diri. Seorang wanita Somalia-Amerika berhijab sekarang duduk di House of Representatives di Minnesota, seorang Muslim juga mencalonkan diri sebagai gubernur Michigan. Ada dua Muslim di Kongres dan lebih banyak lagi yang mencalonkan diri dalam pemilihan tahun ini.
Islam telah lama menjadi bagian dari permadani identitas Amerika. Muslim pertama masuk ke Amerika sebagai budak pada abad ke-16, banyak dari Afrika Barat. Saat itu, 10 hingga 20 persen budak adalah Muslim, menurut para ilmuwan.
Mereka saat itu dilarang mempraktekkan iman mereka, mereka melakukannya secara rahasia, begitu sembunyi-sembunyi sehingga para ilmuwan mengatakan Islam sebagian besar hilang di antara keluarga yang membawanya ke Amerika.
Tetapi unsur-unsur Islam dibangkitkan di komunitas Afrika-Amerika melalui gerakan nasionalis kulit hitam dan hak-hak sipil sebagai alat pemberdayaan. Upaya tersebut dilihat sebagai reklamasi budaya yang dilucuti dari suatu masyarakat. Ini dimulai dengan gerakan-gerakan seperti Nation of Islam.
Tetapi hari ini mayoritas mempraktekkan bentuk iman yang lebih utama, mengikuti jejak Malcolm X dan kemudian Imam Warith Deen Mohammed. Putra Elijah Muhammad, pemimpin Nation of Islam terkemuka, Mohammed meninggalkan narasi separatis kulit hitam dan dikreditkan dengan membawa praktik yang lebih murni kepada Muslim kulit hitam.
Baca Juga: 3000 Masjid di Istanbul: Berkumpul Memuliakan Tuhan di Tempat Indah
Baca Juga: Tradisi Ramadan dari Beragam Budaya di Seluruh Penjuru Dunia
Baca Juga: Apa Pendapat Muslim di Negara Eropa Barat Tentang Homoseksualitas?
Sejarah Islam di Amerika Serikat
Source | : | National Geographic,Pew Research Center |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR