Protes dimulai sebagai penentangan terhadap sikap presiden baru AS terhadap perempuan serta politiknya. Banyak dari para demonstran mengenakan topi "pussy" berwarna merah muda, mengacu pada bahasa yang digunakan oleh Donald Trump dalam rekaman percakapan tentang perempuan, seperti dilansir New York Times.
Ini diperluas untuk mencakup banyak penyebab. Satu plakat, sekarang di Museum Nasional Sejarah Amerika, berbunyi "Perempuan memiliki hak yang sama, perubahan iklim itu nyata, cinta adalah cinta, imigran membuat Amerika hebat."
Gerakan itu berlanjut di tahun-tahun berikutnya meskipun jumlah pengunjuk rasa tidak pernah menyamai tahun 2017, menurut Washington Post.
Baca Juga: Kenapa Batasan Periode untuk Jabatan Presiden adalah Hal yang Baik?
Baca Juga: Sering Muncul dalam Demonstrasi, Apa itu Gerakan Antifasisme?
4. Protes Anti-Perang Irak (2003)
Pada 15 Februari 2003, jutaan orang berbaris di lebih dari 600 kota menentang rencana Presiden AS George W. Bush untuk menginvasi Irak, menurut The Huffington Post. Di Roma saja, 3 juta orang ambil bagian dalam protes tersebut. Tapi beberapa minggu kemudian, invasi ke Irak dimulai.
Presiden Bush telah berargumen selama berbulan-bulan bahwa Irak melanggar resolusi PBB mengenai senjata pemusnah massal. Dalam beberapa hari setelah pidatonya di PBB, pada September 2002, seruan untuk bertindak terhadap kebijakan invasinya dimulai. Pada akhir 2002, European Social Forum, pertemuan gerakan keadilan global, mengusulkan hari protes pada Februari 2003.
Sebuah program koordinasi skala besar memuncak dalam protes global pada 15 Februari. Diperkirakan 750.000 orang polisi di Inggris, di mana Perdana Menteri Tony Blair mendukung rencana perang Irak, berbaris di London. Lebih dari 1,5 juta melakukan aksi protes di Madrid dan sekitar 80.000 orang di Dublin, menurut The Guardian. Di New York, sekitar 100.000 orang ikut serta dalam protes di dekat markas besar PBB, lapor BBC.
Protes sebagian besar berlangsung damai. Namun, aksi-aksi protes ini memiliki sedikit dampak pada kebijakan. Invasi AS ke Irak tetap dilakukan dan dimulai sejak 20 Maret 2003.
Source | : | Washington Post,New York Times,CNN,london school of economics and political science,Live Science,BBC,The Guardian,New Yorker |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR