Nationalgeographic.co.id—Berdasarkan temuan astronom, ada banyak planet yang mirip Bumi dan memungkinkan untuk menyokong kehidupan. Yang terdekat adalah Proxima b yang mengitari bintang terdekat Matahari, Proxima Centauri. Planet itu berada 4,2 tahun cahaya dari Bumi atau sekitar 40 triliun kilometer dari Bumi.
Bayangkan. Seandainya Bumi layu, membuat manusia terpaksa bermigrasi jauh ke sana, butuh teknologi sehebat apa dan berapa lama untuk bisa mencapai ke sana? Kita yang ada di dalam pesawat luar angkasa untuk ke sana, tidak punya umur panjang saat mendarat.
Seperti judul buku yang ditulis peneliti jejak karbon Mike Berners-Lee, there is no planet B, tidak ada planet cadangan untuk kita.
Maka setiap tahunnya pada tanggal 22 April, kita merayakan Hari Bumi untuk melindungi planet Bumi. Peringatan ini Hari Bumi bermula ketika senator Amerika Serikat Gaylord Nelson mendorong demonstrasi nasional untuk meningkatkan kesadaran masalah lingkungan tahun 1970. Peringatan ini kemudian diikuti oleh negara-negara dunia, termasuk Indonesia.
Maka, apa yang bisa dilakukan untuk merayakan Hari Bumi? Simak ide berikut ini.
Menurut laporan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), ada 68,5 juta ton sampah nasional di tahun 2021. Angka itu setara dengan 11 juta gajah semak afrika.
Beberapa sampah memang bisa terurai, tetapi akan membutuhkan waktu yang tidak cepat. Sampah kertas seperti tisu toilet yang terbuat dari karton, membutuhkan waktu dua bulan untuk terurai. Sedangkan botol plastik bisa bertahan lebih lama, sekitar 450 tahun baru terurai total. Padahal, dari total angka sampah nasional 17 persen di antaranya adalah sampah plastik.
Alih-alih Anda membuang, sebaiknya sebisa mungkin didaur ulang. Ada banyak ide kreasi yang memanfaatkan limbah kardus dan plastik yang cantik. Pun jika tidak punya waktu untuk itu, ketika hendak membuang sampah, Anda bisa menyumbangkan sampah daur ulang ke pada lembaga atau organisasi tertentu yang memanfaatkannya.
Anda juga bisa menghemat beberapa belanjaan yang menghasilkan sampah.
Mengutip Nature, ada 15 miliar pohon di dunia ditebang setiap tahunnya. Padahal pohon umum diketahui bisa menyerap karbon dan menghasilkan oksigen agar makhluk hidup bisa bernapas. Anda bisa berpartisipasi mengimbangi kerugian itu dengan menanam pohon sendiri.
Anda bisa menanamnya di halaman rumah untuk berteduh, sehingga bisa mengurangi kebutuhan AC saat cuaca panas. Jika tidak ada tempat di rumah, Anda bisa memanfaatkan ruang terbuka. Menanam pohon di ruang terbuka tidak hanya bermanfaat sebagai tempat teduh manusia, tetapi juga tempat tinggal hewan.
KLHK pada 2021 membuka program reboisasi untuk masyarakat. Cukup satu KTP untuk mendaftarkan, Anda akan mendapatkan 25 bibit yang jenisnya cocok untuk ditanam di lingkungan Anda.
Source | : | Nature,National Geographic Kids |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR