Baca Juga: Abdullah Suriosubroto, Pelopor Lukisan Mooi Indie di Hindia Belanda
Baca Juga: Pameran 'Kabar Bumi Setengah Windu': Seni yang Memihak Lingkungan
Baca Juga: Merespon Krisis Iklim Dunia Melalui Pameran Fotografi di Kota Salatiga
Baca Juga: Bagaimana Seharusnya Seni Merespons Teknologi di Tengah Pagebluk?
"Akhirnya, pameran ini bisa bersifar hybrid yang dilaksanakan secara simultan. Pameran ini diselenggarakan di ruang Galeri Katamsi, kemudian di halaman Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta, dan juga pameran virtual 360 yang diadakan oleh panitia," ujar Mikke dalam acara pembukaan pameran.
Mikke menegaskan, pameran ini adalah sebuah upaya untuk melakukan pemulihan secara bersama-sama setelah melewati masa-masa yang berat. "Untuk itu perlu cara kreatif untuk melaksanakannya."
Menurutnya, sebaiknya seni bisa menjadi media kreatif untuk mengambil peran dalam pemecahan masalah masyarakat. "Seni sebagai media katarsis. Seni sebagai peleburan imajinasi dan rekreasi."
"Melalui karya seni, kita perlu makin menyadari bahwa masa recovery tidak boleh dilewatkan begitu saja. Mari kita songsong masa recovery pandemi COVID-19 sebagai masa kreativitas dalam arti khusus memberikan seni sebagai hadiah bagi mereka yang telah meninggalkan kita serta yang mengalami masalah, serta memberikan semangat bagi mereka yang berhasil melewatinya."
Semoga pemeran ini mampu menginspirasi bahwa seni bisa menjadi salah satu sarana untuk pemulihan kehidupan. Seni mampu mengembalikan kehidupan umat manusia seperti sebelum terjadi pandemi.
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR