Partikel Radioaktif
Untuk diketahui, C-14 atau karbon-14 adalah karbon radioaktif yang terbentuk secara alami ketika sinar kosmik berinteraksi dengan nitrogen di atmosfer. Karbon-14 jauh lebih sedikit daripada karbon non-radioaktif, tetapi para ilmuwan dapat mendeteksinya di hampir semua organisme hidup dan menggunakannya untuk menentukan usia sampel arkeologi dan geologi.
Tes senjata termonuklir yang dilakukan selama tahun 1950-an dan 1960-an menggandakan jumlah karbon-14 di atmosfer ketika neutron yang dilepaskan dari bom bereaksi dengan nitrogen di udara. C-14 dengan cepat jatuh dari atmosfer dan bercampur ke permukaan laut.
Organisme laut yang telah hidup dalam beberapa dekade sejak saat itu telah menggunakan C-14 untuk membangun molekul di dalam sel mereka. Para ilmuwan juga telah melihat peningkatan kadar karbon-14 dalam organisme laut sejak lama setelah uji bom dimulai.
Baca Juga: Ular Ber-radioaktif Bantu Ilmuwan Melacak Dampak Bencana Fukushima
Baca Juga: Kisah Kremasi Mayat Pria AS yang Tubuhnya Mengandung Zat Radioaktif
Baca Juga: Empat Hal yang Perlu Anda Ketahui Tentang Limbah Nuklir, Apa Saja?
Baca Juga: Rencana Fukushima Buang Air yang Terkontaminasi Radioaktif ke Laut, Amankah?
Temuan baru ini memungkinkan para peneliti untuk lebih memahami umur panjang organisme yang menghuni laut dalam dan bagaimana mereka beradaptasi dengan lingkungan yang unik itu. Para peneliti juga menemukan bahwa C-14 menjadi sumber utama makanan untuk organisme laut dalam, lebih banyak daripada sumber karbon lokal yang diendapkan dari sedimen terdekat.
Bagian terdalam dari laut adalah palung dalam, yaitu daerah di mana dasar laut berada lebih dari 6 kilometer (4 mil) di bawah permukaan laut. Daerah-daerah ini terbentuk ketika satu lempeng tektonik menunjam di bawah yang lain.
Makhluk yang menghuni parit ini harus beradaptasi dengan tekanan yang kuat, dingin yang ekstrem, dan kekurangan cahaya dan nutrisi. Tapi, temuan itu juga menunjukan bahwa palung laut terdalam ternyata tidak terisolasi dari aktivitas manusia.
Source | : | Geophysical Research Letters,Advancing Earth and Space Science |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR