Nationalgeographic.co.id—Lokasi pembibitan alami pari manta yang secara global dianggap langka, terkonfirmasi ada di sebuah area di Kepulauan Rajaampat di Indonesia. Konfirmasi ini diberikan oleh para ilmuwan yang dipimpin oleh peneliti University of Auckland setelah mereka melakukan penelitian selama delapan tahun.
Laporan penelitian mereka baru saja diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Marine Science. Studi ini adalah deskripsi paling komprehensif hingga saat ini tentang pembibitan alami pari manta di mana saja.
Menurut Edy Setyawan, ilmuwan dari University of Auckland, hasil studi ini dapat mendorong pemerintah Indonesia untuk mengambil tindakan ekstra untuk melindungi kawasan tersebut. Setyawan, seorang mahasiswa PhD, mengerjakan studi ini dengan memimpin tim peneliti yang terdiri atas para ilmuwan dari Konservasi Indonesia, Conservation International, University of Auckland, dan Macquarie University.
Pari manta adalah raksasa laut yang anggun dan lembut. Spesies ini sangat cerdas dan agak misterius.
Karena kelangkaannya dan sifatnya yang misterius, selama ini kehidupan dan kebiasaan pari manta hanya bisa dipelajari secara perlahan oleh para ilmuwan. Pari manta laut terancam punah dan pari manta karang –spesies yang menjalani pembibitan alami di Indonesia– secara global rentan terhadap kepunahan.
Satu teka-teki ketika para ilmuwan belajar lebih banyak tentang pari manta adalah menemukan tempat pembibitan populasi spesies tersebut. Di seluruh dunia, ada beberapa tempat di mana para ilmuwan mempelajari pari manta remaja: Maladewa, atol Palmyra antara Hawaii dan Samoa Amerika, Teluk Meksiko di Texas dan Florida, dan Indonesia.
Di situs Indonesia, satelit dan pelacakan akustik menunjukkan pari manta karang yang baru lahir dan remaja memiliki wilayah jelajah yang terbatas. Populasi pari manta ini tinggal untuk waktu yang lama di laguna Wayag di Kepulauan Rajaampat. Pari muda tinggal hampir terus menerus di laguna tersebut selama satu tahun atau lebih.
"Pengamatan visual dari tahun 2013 hingga 2021 menunjukkan bahwa pari manta karang remaja berulang kali ditemui di laguna yang kecil, dangkal dan terlindung ini, tanpa kehadiran individu-individu dewasa," kata Setyawan seperti dilansir EurekAlert!.
"Data pelacakan menunjukkan bagaimana pari-pari muda ini menghabiskan waktu berbulan-bulan di dalam laguna tersebut, tidak pernah keluar."
Para ilmuwan biasanya kekurangan bukti keberadaan pari muda dalam jangka panjang dan terus-menerus, yang merupakan salah satu dari tiga persyaratan untuk memastikan pembibitan dan paling baik ditetapkan dengan menggunakan satelit atau pelacakan akustik. Lokasi pembibitan di Indonesia, yang berada di dalam Kawasan Konservasi Perairan (KKP), menyediakan tempat mencari makan dan "stasiun pembersihan", area di terumbu karang tempat ikan-ikan kecil "pembersih" memakan parasit pada tubuh pari-pari tersebut.
Baca Juga: Melacak Surga Pari Manta di Rajaampat: Yef Nabi Kecil sampai Arborek
Baca Juga: Potensi Wisata Bernilai Jutaan Dolar AS di Laut Sawu dan Rajaampat
Baca Juga: Rentannya Pari Manta Taman Nasional Komodo karena Terbuai Pariwisata
"Pihak berwenang sudah merevisi pengelolaan laguna tersebut untuk membuat zona pembibitan manta," kata Setyawan. "Di seluruh dunia, ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan dalam memastikan dan melindungi pembibitan pari manta, dan semoga penelitian ini akan mendorong para peneliti dan konservasionis untuk mengambil lebih banyak proyek ini."
"Di zona pembibitan manta, para wisatawan dan pengunjung tetap diizinkan untuk melihat dan berinteraksi dengan pari manta di bawah kode etik yang ketat, tetapi tidak diperbolehkan memancing," kata Setyawan.
"Peraturan lain yang sedang dirumuskan termasuk membatasi kecepatan perahu hingga maksimum lima knot di dalam laguna tersebut dan menetapkan area tertentu di mana kapal pesiar dan kapal yang berkunjung dapat berlabuh tanpa mengganggu pari-pari remaja itu."
Source | : | eurekalert.org,Frontiers in Marine Science |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR