Baca Juga: Inilah Pekerjaan yang Paling Banyak Peminatnya pada Abad Pertengahan
Baca Juga: Berapa Orang yang Diperlukan untuk Membangun Piramida Agung Giza?
Akibatnya, sekalipun ada yang mau, tak jarang pekerja migran gelap mendapatkan diskriminasi dan eksploitasi tuan rumah. Eksploitasi mereka pun juga terjadi di tempat kerja, seperti jam kerja yang berlebihan, tanpa tunjangan, dan cuti atau hari libur.
"Kenapa story ini penting diceritakan kembali? Pekerja migran ini adalah memiliki peran yang sangat penting di Indonesia saja, pekerja migran ini mereka penyumbang devisa nomor dua setelah migas," kata Azhar.
"Mereka punya peran penting bagi negaranya, mengirimkan uang untuk keluarga, dan berjasa buat tempat negara dia tinggal. Dia memutar perekonomian di Belanda. Kalau saja tidak ada mereka, roda perekonomian bisa macet."
Pekerja migran bukanlah kriminal dan menjadi korban dari agen-agen liar yang menelantarkan mereka. Peliputan kisah ini diharapkan membuka pandangan, khususnya pemangku kebijakan, tentang pekerja migran Indonesia di Eropa yang statusnya gelap, lanjutnya.
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR