Nationalgeographic.co.id—Sebuah analisis baru menunjukkan bahwa restorasi mangrove dan terumbu karang dapat menjadi solusi hemat untuk mengurangi risiko banjir pesisir di lebih dari 20 negara di Karibia. Studi tersebut merupakan analisis yang kuat untuk menunjukan bahwa solusi berbasis alam adalah solusi yang hemat biaya untuk mengurangi kerusakan yang disebabkan banjir pesisir.
Laporan studi tersebut telah diterbitkan dengan judul "Return on investment for mangrove and reef flood protection" pada jurnal Ecosystem Services volume 56 untuk edisi Agustus 2022. Publikasi tersebut merupakan jurnal akses terbuka yang dapat diakses secara daring.
Seperti diketahui, terlalu banyak ekosistem laut yang telah sangat terdegradasi agar perlindungan saja berhasil. Terumbu pantai dan lahan basah adalah beberapa ekosistem laut yang paling terkena dampak.
Resolusi yang menetapkan Dekade Restorasi Ekosistem Perserikatan Bangsa-Bangsa (2021–2030) secara eksplisit mengidentifikasi penurunan kritis dan kebutuhan restorasi terumbu karang dan lahan basah pesisir (PBB 2019). Namun, sedikit pekerjaan yang membahas cara membiayai dan di mana memfokuskan upaya restorasi tersebut dengan biaya yang efektif.
Pada penelitian ini, para ilmuwan menggunakan metode dari industri risiko dan asuransi untuk memberikan penilaian yang ketat terhadap pertahanan alami ini. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa langkah tersebut dapat menjadi investasi yang positif.
Cara ini memiliki manfaat pengurangan kerusakan akibat banjir melebihi biaya restorasi. Hasilnya menunjukkan peluang baru untuk mendukung upaya restorasi dengan dana dari sumber yang mendukung mitigasi bahaya, adaptasi iklim, dan pemulihan bencana.
Penulis utama Michael Beck mengatakan, bahwa mereka telah mengidentifikasi sejumlah sumber pendanaan yang secara tradisional mendukung 'infrastruktur abu-abu' buatan. "Seperti misalnya tembok laut beton, dan yang dapat diterapkan pada solusi berbasis alam," kata Beck dalam rilis media University of California-Santa Cruz.
Menurut Beck, yang juga seorang profesor riset di Institute of Marine Sciences di UC Santa Cruz ekosistem pesisir seperti terumbu karang dan bakau bertindak sebagai penghalang alami terhadap gelombang dan gelombang badai serta mengurangi kerusakan akibat banjir pada manusia dan harta benda.
Baca Juga: Upaya Kolaborasi untuk Mencegah Tenggelamnya Kota-kota Pesisir
Baca Juga: Mangrove dan Lamun sebagai Benteng Alam untuk Melawan Krisis Iklim
Baca Juga: Ancaman Kota-kota Pesisir dan Upaya Pelestarian Ekosistem Mangrove
Namun, di banyak tempat, degradasi terumbu karang dan lahan basah pesisir telah mengurangi kemampuan alaminya untuk melindungi garis pantai dari banjir dan erosi. Ada strategi efektif untuk memulihkan ekosistem kritis ini, tetapi pendanaan untuk proyek restorasi mungkin sulit ditemukan.
"Ada kebutuhan yang meningkat untuk restorasi pesisir dan laut, tetapi tidak jelas bagaimana membayarnya, mengingat pendanaan lingkungan yang rendah dan anggaran nasional yang membengkak untuk menanggapi bahaya alam," tulis peneliti dalam laporan.
Beck mencatat bahwa pengeluaran global untuk pemulihan bencana lebih dari 100 kali lebih besar daripada pengeluaran untuk konservasi. "Pendanaan pemulihan akan tumbuh karena perubahan iklim meningkatkan dampak badai, dan pendanaan lingkungan kemungkinan akan menyusut karena anggaran nasional tertekan oleh bencana alam," katanya.
Studi ini menyoroti peluang untuk menyelaraskan konservasi, pengurangan risiko banjir, dan adaptasi iklim untuk mengurangi risiko badai. "Pendanaan untuk infrastruktur buatan seperti tembok laut dapat dialihkan ke pertahanan alami, yang memberikan banyak manfaat di luar perlindungan pantai," kata Beck.
Hasil studi untuk pengembalian investasi kuat terhadap perubahan tingkat diskonto dan waktu manfaat perlindungan banjir, tambahnya. "Ini mungkin terdengar esoteris, tetapi penting untuk mendapatkan dana untuk proyek restorasi dari sumber pendanaan," katanya.
"Infrastruktur alam yang dipulihkan dapat memberikan manfaat perlindungan banjir sebesar 100.000 dolar per hektar selama masa proyek."
Para peneliti mengidentifikasi situs tertentu di mana mungkin ada pengembalian investasi yang signifikan untuk restorasi terumbu karang dan bakau di seluruh Karibia.
Source | : | Ecosystem Services |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR