Nationalgeographic.co.id—Dalam beberapa dekade terakhir banyak kota hilang telah ditemukan oleh para arkeolog atau para penjelajah. Salah satu yang paling misterius adalah kota kuno El Tajín di negara bagian Veracruz, Meksiko.
Kota ini terdaftar sebagai Warisan Dunia UNESCO pada 1990-an karena semua monumen di El Tajín, termasuk lanskap sekitarnya, telah bertahan hampir tidak berubah selama berabad-abad. Kota ini tersembunyi dari manusia oleh hutan tropis.
Kota ini dibangun dan dihuni antara 800 Sebelum Masehi dan 1200 Masehi oleh budaya yang kemungkinan besar dipengaruhi oleh orang-orang Olmec, meskipun siapa mereka sebenarnya masih belum diketahui. Beberapa orang meyakini bahwa mereka adalah nenek moyang orang-orang Toltec atau bahwa mereka adalah cabang dari orang-orang Maya yang perkasa. Beberapa bukti menunjukkan bahwa para pembangun El Tajín adalah nenek moyang orang-orang Huastec, yang masih tinggal di negara bagian Veracruz.
Bukti arkeologis menunjukkan bahwa El Tajin adalah kota kaya dan merupakan ibu kota kerajaan yang mendominasi sebagian besar wilayah barat daya Meksiko. Kota itu mengangkangi jaringan perdagangan penting dan merupakan kota multi-etnis.
Pada puncaknya, sekitar 20.000 orang tinggal di El Tajín, terutama di perbukitan sekitarnya. Kota itu dan daerah pedalamannya selamat dari keruntuhan masyarakat pada Periode Klasik, dan El Tajín terus berkembang.
Namun, pada tahun 1300, kota itu diserang oleh orang-orang nomaden yang dikenal sebagai Chitimec, yang tinggal di tempat yang sekarang disebut Meksiko utara. Kota itu sebagian dihancurkan dan ditinggalkan, dan penduduk mendirikan kota lain agak jauh.
Dikutip dari Ancient Origins, kota yang ditinggalkan itu diketahui oleh orang-orang Toltec, dan kemudian oleh orang-orang Aztec. Mereka menghubungkan reruntuhan kota itu dengan alam gaib dan alam orang mati. Setelah penaklukan Spanyol, kota itu dilupakan. Ini mungkin terkait dengan keruntuhan orang-orang Huastec karena perang dan penyakit.
Penemuan Kembali Kota El Tajín yang Hilang
El Tajín yang ditingggalkan dan dilupakan berada di dataran tinggi semi-tropis dan segera ditumbuhi pepohonan. Kota itu tersembunyi di hutan lebat dan baru ditemukan pada tahun 1785 oleh seorang pejabat pemerintah yang mencari perkebunan tembakau ilegal.
Berita tentang penemuan kota yang hilang ini menimbulkan sensasi, tetapi baru pada abad ke-20 kota itu digali. Penemuan minyak membuka area bagi para arkeolog yang, bersama dengan yang lain, membersihkan hutan yang menyelimuti kota yang hilang itu. Sampai saat ini hanya 50% dari lokasi yang telah diselidiki dan dinyatakan sebagai taman arkeologi nasional untuk melindungi banyak reruntuhannya.
Bagian tertua kota itu adalah Aroyo Group yang merupakan alun-alun yang dikelilingi oleh susunan piramida berundak yang telah ditemukan dari hutan tersebut. Di bagian atas alun-alun ini ada kuil-kuil.
Baca Juga: Lima Kota Hilang Legendaris yang Belum Ditemukan Selain Atlantis
Baca Juga: Sejarah Tersembunyi Julfar, Kota yang Hilang di Gurun Uni Emirat Arab
Baca Juga: Arkeolog Menggali Kembali Kota Hilang di Honduras
Sampai kota itu jatuh, alun-alun digunakan sebagai pasar yang juga menampilkan banyak patung. Mungkin bangunan terpenting di El Tajín adalah Piramida Relung. Piramida itu mendapatkan namanya dari banyaknya relung di setiap tingkat dan mewakili gua-gua yang melambangkan pintu-pintu gerbang ke dunia bawah. Konstruksi ini terbuat dari batu-batu ubin besar dan tingginya tujuh lantai. Ini terdiri dari tiga sisi miring dan satu dinding vertikal, khas Mesoamerika.
Yang membedakan piramida ini dengan piramida-piramida lain yang lebih kecil, adalah penggunaan penopang terbang. Banyak ahli percaya bahwa piramida ini pernah dicat merah dan di atasnya terdapat patung dewa yang sangat besar. Tidak seperti yang lainnya, Kuil Biru, yang disebut dicat dengan pigmen biru, tidak memiliki penopang terbang.
Area penting lain dari kota ini adalah Tajín Chico, yang merupakan kompleks bangunan yang beberapa di antaranya bersifat administratif. Ini semua terpelihara dengan baik dan juga terbuat dari batu-batu ubin besar.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR