Nationalgeographic.co.id—Pada 1932, psikiater Prancis Joseph Capgras dan muridnya Jean Reboul-Lachaux mendeskripsikan kelainan pada seorang wanita bernama Madame M. Wanita tersebut bersikeras bahwa suaminya adalah orang lain yang tidak dikenal, seorang penipu dan ia yakin bahwa suaminya yang asli telah dibunuh.
Madame M mengatakan bahwa suaminya tersebut hanya mirip dengan suaminya yang asli. Bahkan kata Madame M mengatakan ada 80 orang yang memiliki wajah yang mirip seperti suaminya yang telah dibunuh dan mengaku sebagai suaminya, seperti dilansir dari ThoughtCo.
Tidak hanya itu, Madame M juga bersikeras bahwa anak-anaknya juga bukan anaknya, alias hanya memiliki wajah yang mirip. Ia yakin bahwa anaknya yang asli telah diculik dan diganti dengan anak-anak palsu yang menyerupai wajah asli anaknya.
Madame M melihat keluarganya tersebut, suami dan anaknya itu sebagai doppelganger, orang lain dengan wajah yang sama. Ia menganggap orang-orang terdekatnya tersebut sebagai orang asing yang sama sekali tidak ia kenal.
Keyakinan Madame M tersebut berujung dengan pengajuan cerai dari suaminya yang bernama Alan Davies yang telah kehilangan semua kasih sayang dari istrinya tersebut. Alan bahkan memanggil istrinya tersebut dengan sebutan "Christine 2" untuk membedakannya dengan sosok istri aslinya yang ia kenal sebelumnya.
Apa yang dialami Madame M tersebut kemudian disebut Delusi Capgras. Itu merupakan kelainan atau gangguan mental yang membuat penderitanya tidak mengenali lagi orang terdekatnya dan menganggapnya sebagai doppelganger, orang lain yang punya wajah mirip dengan orang yang dikenalnya.
Kasus Madame M ternyata memang bukan satu-satunya. Ternyata hingga saat ini. Ada banyak laporan serupa dari berbagai belahan dunia dengan ciri kelainan yang mirip dengan kasus Madame M dan mungkin, kasus seperti itu juga pernah terjadi sebelum dideskripsikan oleh Joseph Capgras, tapi belum dideskripsikan saja.
Nicola Edelstyn, Profesor di Neuropsikologi dan Rehabilitasi Kognitif di Keele University menulis untuk The Conversation, mengatakan ada beberapa teori mengenai delusi Capgras. Tapi tidak ada yang cukup yakin apa yang menyebabkan delusi Capgras.
"Perspektif Freudian menunjukkan bahwa Capgras dimotivasi oleh ketidakmampuan untuk mendamaikan emosi yang tidak dapat diterima dan ekstrem yang dirasakan anggota keluarga dekat, seperti perasaan tertarik secara seksual kepada orang tua," tulis Edelstyn.
Untuk mengatasi konflik batin ini, lanjutnya, alam bawah sadar terlibat dalam proses yang dikenal sebagai "pemisahan", menciptakan persona negatif yang terpisah. "Dalam hal ini, seorang penipu yang bertanggung jawab untuk menghasilkan perasaan ketertarikan seksual yang tidak dapat diterima, dari persona positif, ibu yang sebenarnya," jelasnya.
Teori lain mengaitkan Capgras dengan perubahan kimia otak yang muncul dalam kondisi psikotik seperti skizofrenia paranoid atau kerusakan otak akibat trauma, stroke, atau perubahan otak degeneratif yang menyebabkan demensia.
Source | : | ThoughtCo.,The Conversation |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR