Nationalgeographic.co.id - Di bawah permukaan yang dalam masuk ke dalam Bumi hingga bermil-mil, organisme mikroskopis menghuni pori-pori dan urat batuan dasar yang luas. Mikroorganisme bawah tanah, atau mikrob ini, terdiri hingga setengah dari semua materi hidup di planet ini dan mendukung keberadaan semua bentuk kehidupan di rantai makanan.
Mereka sangat penting untuk mewujudkan masa depan yang ramah lingkungan dan dapat mengubah susunan kimiawi mineral, memecah polutan, dan mengubah komposisi air tanah.
Sementara pentingnya bakteri dan archaea tidak dapat disangkal, satu-satunya bukti keberadaan mereka di bawah permukaan yang dalam berasal dari jejak bahan biologis yang merembes melalui dinding tambang, aliran gua, dan lubang bor yang masuk ke akuifer.
Banyak ilmuwan berasumsi bahwa komposisi komunitas mikrob di bawah permukaan yang dalam terutama dibentuk oleh tekanan lingkungan lokal. Tekanan ini berpengaruh pada kelangsungan hidup mikrob seperti suhu, keasaman, dan konsentrasi oksigen. Proses ini merupakan seleksi lingkungan. Berlangsung dengan memakan waktu bertahun-tahun hingga ribuan tahun untuk menyebabkan perubahan tingkat komunitas yang signifikan dalam komunitas yang tumbuh lambat seperti di bawah permukaan.
Kini, dengan menggunakan data yang dikumpulkan hampir 5.000 kaki di bawah tanah, para peneliti Universitas Stanford telah menunjukkan bahwa komunitas mikrob bawah permukaan yang dalam dapat berubah dalam hitungan hari. Perubahan tersebut dapat didorong oleh aktivitas geologis tidak hanya oleh tekanan lingkungan saja. Temuan ini telah dipublikasikan pada bulan lalu di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS). Kajian tersebut diberi judul "Geological activity shapes the microbiome in deep-subsurface aquifers by advection."
"Di bawah permukaan yang dalam, kita tidak bisa lagi memahami seleksi lingkungan sebagai pendorong dominan dalam dinamika komunitas, bisa jadi hanya laju aliran yang berubah atau pergerakan air tanah melalui celah-celah dan retakan di bawah permukaan yang mendorong apa yang kita amati," kata penulis utama studi Yuran Zhang, yang melakukan penelitian sebagai mahasiswa teknik sumber daya energi.
Seperti membaca halaman acak dari biografi 1.000 kata seseorang, penelitian sebelumnya tentang mikrob bawah permukaan hanya menawarkan sekilas tentang sejarah keberadaan mereka.
Dengan mengumpulkan sampel air dari beberapa sumur panas bumi setiap minggu selama 10 bulan, para peneliti Stanford menunjukkan bagaimana populasi ini dapat berubah dari waktu ke waktu. Ini menunjukkan bukti pertama aktivitas geologis sebagai pendorong perubahan komunitas mikrob dan itulah namanya evolusi.
Baca Juga: Hasil Studi: Mikrob Usus Tertentu dan Kaitannya pada Penyakit Strok
Baca Juga: Peneliti Temukan Kehidupan di Dasar Laut yang Tertidur Selama 100 Juta Tahun
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Mikrob yang Bisa Mengurai Sampah Plastik, Seperti Apa?
"Ada penelitian sebelumnya tentang komposisi komunitas mikrob di bawah permukaan yang dalam, tetapi hampir selalu menggunakan sampel dari satu titik waktu," kata Anne Dekas, ahli geomikrobiologi dan asisten profesor ilmu sistem Bumi. "Memiliki rangkaian waktu selama 10 bulan terutama pada resolusi mingguan adalah perspektif yang sangat berbeda yang memungkinkan kami mengajukan pertanyaan berbeda tentang bagaimana dan mengapa komunitas ini berubah seiring waktu."
Dekas mengatakan bahwa sementara ahli ekologi mikrob mungkin menduga aktivitas geologi ikut berperan, dia terkejut dengan adanya tingkat pergeseran komunitas yang terjadi setelah perubahan jaringan aliran.
“Salah satu informasi tambahan dari studi mikrobiologi ini adalah bahwa kita telah melihat populasi mikrob yang telah berpindah tidak hanya secara langsung dari satu tempat ke tempat lain, tetapi sebagai konsekuensi dari jaringan di antaranya,” kata penulis senior studi Roland Horne, Profesor Ilmu Bumi Thomas Davies Barrow. "Itu sangat penting dari sudut pandang reservoir karena mengungkapkan sesuatu yang tidak diungkapkan oleh metode analitik panas bumi normal."
Karya ini bahkan bisa bermakna di luar disiplin ilmu berbasis Bumi: Jika beberapa bentuk kehidupan tertua di bawah permukaan Bumi dapat berubah dan berdiversifikasi karena aktivitas geologis. Mungkin kita dapat memiliki harapan yang sama tentang asal usul dan diversifikasi kehidupan di tektonik badan planet lainnya.
"Apa yang kami amati berpotensi berhubungan dengan kisah awal evolusi kehidupan," kata Zhang. "Jika aktivitas geologis adalah pendorong pembentukan atau diversifikasi kehidupan awal, maka mungkin kita harus mencari kehidupan di luar bumi di planet yang aktif secara geologis."
Source | : | Phys.org |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR