Akan ada lebih dari satu orang dalam prosesi pemakaman yang mengenakan kostum. Tidak hanya pantomim sewaan yang meniru almarhum. Tapi ada prosesi orang yang berpakaian seperti semua orang di keluarganya.
Direktur pemakaman akan melacak orang-orang yang tampak seperti leluhur almarhum. Ia akan memasangkan mereka dengan topeng wajah leluhurnya. Disebut ‘imagines', mereka akan mengenakan pakaian yang dikenakan orang-orang dalam kehidupannya. Lalu mengikuti di belakang pantomim pemakaman sambil menyapa orang banyak.
Mungkin sekelompok aktor yang meniru ini akan terlihat aneh bagi orang modern. Tetapi bagi orang Romawi, ini adalah cara untuk menunjukkan betapa pentingnya orang yang sudah meninggal itu. Para aktor akan mengenakan pakaian yang memamerkan peringkat tertinggi yang pernah dicapai keluarga almarhum dalam hidup. Ini menunjukkan bahwa bukan hanya almarhum yang pernah jadi orang penting, anggota keluarganya yang lain juga. Para aktor ini akan melalui serentetan upacara pemakaman.
Ketika keluarga itu sampai di pekuburan, akan ada deretan kursi gading yang menunggu para aktor. Sepanjang pemakaman, ada seluruh barisan orang yang duduk menonton dengan topeng orang mati menutupi wajah mereka.
Menempatkan orang mati di tempat peristirahatan terakhir
Acara pemakaman adalah pertunjukan yang luar biasa dan konyol, penuh dengan aktor, musisi, dan lelucon. Alih-alih pemakaman, prosesi ini lebih mirip pesta. Faktanya, parade bahkan sering kali lebih besar dan lebih hidup daripada pernikahan Romawi.
"Tapi pemakaman masih merupakan momen penghormatan," ungkap Oliver. Ini adalah waktu untuk meletakkan orang mati untuk beristirahat. Begitu sampai di pekuburan, keadaan menjadi sunyi.
Baca Juga: Proses Aneh Membuat Kulit Putih Lambang Kecantikan Wanita Romawi Kuno
Baca Juga: Risiko Jadi Kaisar Romawi, Peluang Matinya Lebih Tinggi dari Gladiator
Baca Juga: Era Lima Kaisar Baik: Puncak Kemakmuran dan Kekuasaan Romawi
Sudut Pandang Baru Peluang Bumi, Pameran Foto dan Infografis National Geographic Indonesia di JILF 2024
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR