Ia melanjutkan, salah satu genus endemik ini adalah Plukenetia, genus pantropis dari tanaman merambat dan liana yang melilit.
Bunga betina dewasa Plukenetia minima terkenal karena ukurannya yang kecil tetapi tangkainya panjang, yang di ujungnya memiliki empat kapsul yang berbeda.
Contoh anggota keluarga ini termasuk pohon karet, tanaman minyak jarak dan poinsettia. Banyak anggota mengandung getah susu sementara beberapa spesies berguna sebagai sumber minyak atau lilin.
Ini adalah catatan pertama Plukenetia di Hispaniola dan juga catatan fosil pertama dari genus tersebut. "Bunga fosil Euphorbiaceae cukup langka. Saya hanya bisa menemukan satu fosil yang diketahui sebelumnya, dari endapan sedimen di Tennessee," kata Profesor Poinar.
Bunga fosil Plukenetia minima berasal dari tambang di pegunungan utara Republik Dominika antara Puerto Plata dan Santiago. Amber dari tambang di wilayah ini dihasilkan oleh spesies pohon leguminosa yang telah punah yang disebut Hymenaea protera.
Berdasarkan biota yang ditemukan dalam damar, habitat aslinya dicirikan sebagai hutan tropis lembab. Tawon dari potongan ambar yang sama dideskripsikan oleh Profesor Poinar sebagai spesies baru.
Dinamakan bernama Hambletonia dominicana, itu adalah encyrtid, sekelompok tawon yang dikenal menyerang berbagai macam serangga.
Dalam penelitian ini, bunga Plukenetia minima telah mekar dan berisi empat polong atau kapsul benih yang matang. Salah satu polong berisi larva lalat yang sedang berkembang.
"Tawon itu kemungkinan tertarik pada bunga, baik untuk mendapatkan nektar atau dalam upaya untuk menyimpan telur pada kapsul yang berisi larva lalat," kata Profesor Poinar.
"Telur tawon kemudian akan menetas, memasuki polong dan melahap larva lalat, memungkinkan tawon bertahan hidup di ceruk ekologis yang diciptakan oleh vegetasi dan kepala bunga Plukenetia."
Simak kisah-kisah selidik sains dan gemuruh penjelajahan dari penjuru dunia yang hadir setiap bulan melalui majalah National Geographic Indonesia. Cara berlangganan via bit.ly/majalahnatgeo
Source | : | Historical Biology,Biosis: Biological Systems |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR