Baca Juga: Orang Romawi Suka Makan sambil Berbaring, Apakah Tidak Takut Tersedak?
Baca Juga: Bak Hercules, Apakah Kaisar Romawi Commodus adalah Gladiator Tangguh?
Baca Juga: Melihat Kediaman Kaisar Hadrian yang Luasnya Melebihi Kota Pompeii
Baca Juga: Vespasianus, Kaisar Romawi nan Jenaka yang Menarik Pajak Urine
Setelah menetapkan bahwa Antony bukan lagi orang Romawi, Octavianus bebas memulai konflik dengannya. “Meski begitu, dia bermain aman untuk menghindari tanda-tanda perang saudara,” tambah Ward. Alih-alih langsung menyerang saingannya, ia menyatakan perang terhadap Mesir dan timur. Senat mencabut hak Antony untuk memimpin tentara Romawi dan secara efektif menjadikannya sebagai seorang pengkhianat.
Pasukan Romawi di bawah Octavianus bertemu dengan pasukan Antony dan Cleopatra di laut. Dalam Pertempuran Actium pada 31 Sebelum Masehi, Octavianus menang melawan pasangan itu.
Hoax yang mengubah peradaban
Setelah Actium, Octavianus menginvasi Mesir dan mengambil alih. Antony menerima kabar bahwa kekasihnya membuat perjanjian dengan Octavianus untuk menyelamatkan dirinya dan anak-anaknya lalu bunuh diri. Dalam tradisi orang Romawi yang sejati, Antony pun berusaha bunuh diri dengan pedangnya.
Rupanya Antony mendapatkan berita palsu. Upaya bunuh dirinya gagal dan ia pun dibawa ke tempat persembunyian Cleopatra dalam keadaan luka parah. Ia mati di pelukan sang ratu Mesir. Menyadari tidak punya harapan lagi, Cleopatra memilih untuk mengambil nyawanya sendiri daripada menunggu dan ditangkap oleh penjajah. Menurut legenda, dia melakukan ini dengan membiarkan dirinya digigit ular kobra.
Octavianus menang dan menguasai semua Mediterania. Dia telah menyatukan Romawi. Berganti nama menjadi Caesar Augustus, pada 27 Sebelum Masehi, ia menjadi Kaisar Romawi pertama. Pemerintahannya panjang, efektif, dan berhasil. Ia berhasil menciptakan masa damai bagi orang Romawi yang berlangsung selama beberapa abad.
Penggunaan propaganda dan hoax oleh Octavianus bukanlah yang pertama dalam sejarah dan tentu saja bukan yang terakhir. Namun, dampaknya dalam membentuk dunia kuno masih terasa sampai sekarang.
Source | : | History of Yesterday |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR