Antony kemudian menceraikan Octavia, dan selama 33 dan 32 Sebelum Masehi, perang propaganda pun dimulai.
Octavianus menggunakan hoax untuk mendiskreditkan Antony
Berita dan tuduhan palsu bertebaran di antara keduanya sebagai upaya untuk merebut kekuasaan tertinggi.
Antony menuduh Octavianus sebagai pemula muda yang merebut kekuasaan. Ia juga mengeklaim Octavianus memalsukan surat adopsi yang diterbitkan setelah kematian Caesar.
Octavianus mengatakan Antony bersalah atas pengkhianatan karena secara ilegal menjaga provinsi. Dia juga menunjukkan bahwa Antony telah memulai banyak perang asing tanpa izin senat.
Ketika keadaan menjadi semakin sengit, kedua pria itu menggunakan cercaan, pidato, dan bahkan puisi terhadap satu sama lain. “Octavianus terbukti lebih piawai dalam hal ini,” imbuh Ward. Berada di Roma menjadi keuntungan besar baginya, ia pun dapat dengan leluasa memengaruhi warga Roma.
Pesan negatif ditorehkan pada koin dan disebarkan ke penjuru negeri
Octavianus menggunakan berbagai taktik melawan musuhnya. Ia bahkan menulis pesan negatif singkat tentang Antony sambil memainkan kekuatannya sendiri. Bagai cuitan Twitter di zaman modern, pesan negatifnya ditulis pada koin. Otomatis ini dapat dengan mudah beredar ke penjuru negeri.
Cerita yang disebarkan adalah bahwa Antony telah jatuh di bawah kekuasaan Cleopatra dan tidak bisa lagi dipercaya. Dia menggambarkan Antony sebagai orang biasa yang mudah dituntun oleh kecintaannya pada minuman dan seks.
Masalah dengan semua tuduhan ini adalah sebagian besar akurat. Ini juga jadi salah alasan mengapa Antony begitu populer di kalangan prajuritnya. Mereka mengaguminya karena itu.
Octavianus juga populer dengan pasukannya sendiri, banyak di antaranya telah berjuang untuk pamannya. Dia berharap lebih banyak tentara akan membelot ke sisinya. Namun ketika itu tidak berhasil, dia mengalihkan retorikanya kepada orang-orang Roma.
Di sisi lain, kontaminasi koloni juga memengaruhi nilai-nilai tradisional Romawi. Octavianus mengambil kesempatan ini. Ia menyalakan api nasionalisme dan menyalahkan orang asing atas penyakit sosial.
Source | : | History of Yesterday |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR