Nationalgeographic.co.id—Air Susu Ibu (ASI) manusia telah lama dianggap sebagai "emas cair" bagi dokter yang merawat bayi prematur di Unit Perawatan Intensif Neonatal (NICU). Rata-rata, bayi prematur yang diberi ASI lebih sehat daripada mereka yang diberi susu formula. Tapi, alasan dibalik itu telah lama menjadi misteri.
Penelitian baru dari University of Maryland School of Medicine's (UMSOM) Institute for Genome Sciences (IGS), menemukan bukan hanya kandungan ASI yang membuat perbedaan. Ini juga cara bayi mencernanya.
Mereka menemukan, bahwa bayi prematur yang diberi ASI memiliki usus yang lebih sehat dari pada bayi yang diberi susu formula. Strain bakteri probiotik pada bayi prematur tampaknya melindungi dan memperkuat usus.
Laporan studi tersebut telah diterbitkan di mBio dengan judul "Highly Specialized Carbohydrate Metabolism Capability in Bifidobacterium Strains Associated with Intestinal Barrier Maturation in Early Preterm Infants" baru-baru ini.
Para peneliti menemukan strain bakteri Bifidobacterium breve atau B. breve di usus bayi yang menerima ASI lebih banyak dari bayi yang mendapatkan susu formula. Penelitian ini dipimpin oleh Bing Ma, Asisten Profesor Mikrobiologi dan Imunologi di UMSOM dan peneliti di IGS.
Bayi prematur tersebut memiliki penyerapan nutrisi yang lebih baik karena mereka mengembangkan dinding usus yang utuh, satu minggu setelah lahir.
Sementara, B. breve jauh lebih jarang ditemukan pada bayi yang diberi susu formula dan bayi yang diberi ASI dengan "usus bocor". Bayi dengan usus bocor tidak mengembangkan penghalang untuk melindungi dari bakteri dan makanan yang dicerna agar tidak masuk ke aliran darah.
Untuk pertama kalinya, tim juga menemukan bahwa cara B. breve memetabolisme ASI membuat bayi yang disusui lebih sehat. Itu memungkinkan mereka untuk menambah berat badan dengan memperkuat pembatas usus mereka yang belum berkembang.
Usus yang belum matang atau "bocor" dapat menyebabkan necrotizing enterocolitis (NEC), yang merupakan penyebab utama ketiga kematian bayi baru lahir di Amerika Serikat dan di seluruh dunia. Faktanya, NEC berdampak hingga 10 persen bayi prematur dengan tingkat kematian setinggi 50 persen.
"Penemuan kami dapat mengarah pada intervensi klinis yang menjanjikan dan praktis untuk memperkuat usus bayi dan, oleh karena itu, meningkatkan tingkat kelangsungan hidup bayi prematur yang paling rentan," kata Ma.
Bifidobacterium dalam usus atau mikrobioma telah lama diketahui memiliki manfaat kesehatan. Ini mencakup serangkaian galur yang beragam yang memiliki sifat yang sangat berbeda.
Beberapa strain hanya ditemukan pada orang dewasa. Beberapa sebagian besar pada masa remaja. Satu strain, Bifidobacterium infantis, telah terlihat terutama pada bayi cukup bulan.
Para peneliti mengikuti 113 bayi prematur yang lahir antara usia kehamilan 24 dan 32 minggu. Studi ini menemukan Bifidobacterium breve (B. breve) hanya pada bayi prematur yang telah meningkatkan fungsi pembatas usus dalam waktu satu minggu setelah lahir.
Ma dan rekan-rekannya menemukan bahwa Bifidobacterium breve secara genetik dilengkapi untuk mencerna nutrisi di dalam membran sel, daripada proses pencernaan eksternal yang lebih umum di mana bakteri mengeluarkan enzim pencernaan ke nutrisi untuk memecahnya.
Pada tingkat paling dasar, mikrobioma usus pada bayi prematur yang disusui dengan lebih banyak B. breve memetabolisme karbohidrat secara berbeda daripada susu formula.
Para peneliti mengatakan, mereka berhipotesis bahwa proses metabolisme ini kemudian memperkuat dan mematangkan pembatas usus lebih cepat, melindungi bayi baru lahir yang rapuh dari penyakit.
"Kami sekarang tahu bahwa bukan hanya ASI saja yang membantu bayi prematur mengembangkan pembatas usus mereka lebih cepat," Ma menjelaskan.
Ma mengatakan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah B. breve berasal dari ASI, usus, vagina ibu, atau bahkan lingkungan.
"Kita perlu menemukan cara terbaik untuk memberikan profilaksis B. breve di awal kehidupan, daripada mengandalkan transmisi dari ASI atau bahkan usus ibu atau mikrobiota vagina selama proses persalinan. Ini sangat penting pada bayi prematur yang diberi susu formula," kata Ma.
Simak kisah-kisah selidik sains dan gemuruh penjelajahan dari penjuru dunia yang hadir setiap bulan melalui majalah National Geographic Indonesia. Cara berlangganan via bit.ly/majalahnatgeo
Source | : | University of Maryland,MBio |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR