Nationalgeographic.co.id—Ada banyak dampak negatif dari kurang tidur yang diketahui selama ini dan sekarang penelitian baru menambahkannya. Para ilmuwan dari University of California Berkeley menunjukkan bahwa kurang tidur merusak kesadaran sosial dasar kita.
Sebagai akibatnya, dapat membuat kita menarik keinginan dan kesediaan kita untuk membantu orang lain. Kurang tidur telah mereduksi ciri manusia yang saling membantu sebagai ciri utama Homo sapiens.
Laporan penelitian tersebut telah diterbitkan di jurnal PLoS Biology dan merupakan jurnal akses terbuka. Laporan tersebut bisa didapatkan dengan judul "Sleep loss leads to the withdrawal of human helping across individuals, groups, and large-scale societies."
Seperti diketahui, keinginan saling membantu sebagai ciri utama manusia sebagai makhluk sosial mewakili kekuatan fundamental. Pada gilirannya, itu membentuk kemunculan dan pelestarian peradaban modern.
Bantuan yang ada di mana-mana terlihat jelas di seluruh spektrum lapisan masyarakat. Dari paket bantuan global antarpemerintah, hingga penggalangan dana di seluruh negeri.
Bahkan, bantuan di lapisan masyarakat juga hingga individu yang secara altruistik memberikan uang atau mendonorkan darah mereka sendiri kepada orang asing, ekspresi bantuan berlimpah dan meluas.
Sedemikian rupa sehingga tindakan mendasar ini telah berkembang menjadi bantuan ekonomi yang jelas dan cukup besar.
Tercatat, pemberian amal di Amerika Serikat sebesar $450 miliar pada tahun 2019; nilai yang mewakili 5,5% dari produk domestik bruto. Sementara, di Inggris Raya, 10 miliar pound disumbangkan untuk amal pada tahun 2017 dan 2018.
Memang, lebih dari 50% individu di seluruh Amerika Serikat, Eropa, dan Asia akan melaporkan menyumbang untuk amal atau membantu orang asing dalam sebulan terakhir.
Oleh karena itu, bantuan sesama manusia berlimpah secara global, umum di berbagai masyarakat, cakupan yang cukup besar, besaran finansial yang substansial, konsekuensial dalam lapisan masyarakat, dan sering terjadi.
"Selama 20 tahun terakhir, kami telah menemukan hubungan yang sangat erat antara kesehatan tidur dan kesehatan mental kita," kata penulis senior Profesor Matthew Walker dalam rilis media.
Baca Juga: Sains Tidur: Apa yang Sejatinya Terjadi pada Otak Ketika Kita Tidur?
Baca Juga: Peneliti: Bayar Hutang Tidur di Akhir Pekan Kurangi Risiko Kematian
Baca Juga: Hasil Studi: Tidur 7 Jam Optimal bagi Orang Paruh Baya dan Lansia
Walker adalah seorang peneliti di Center for Human Sleep Science dan Helen Wills Neuroscience Institute di University of California, Berkeley.
"Memang, kami belum dapat menemukan satu pun kondisi kejiwaan utama di mana tidur adalah normal."
Akan tetapi, penelitian baru ini menunjukkan bahwa kurang tidur tidak hanya merusak kesehatan individu, tetapi juga menurunkan interaksi sosial antar individu dan, lebih jauh lagi, merusak tatanan masyarakat manusia itu sendiri.
"Bagaimana kita beroperasi sebagai spesies sosial--dan kita adalah spesies sosial, tampaknya sangat bergantung pada seberapa banyak tidur yang kita dapatkan," kata Walker.
Direplikasi di tiga eksperimen yang berbeda, Profesor Walker dan rekan meneliti bagaimana kurang tidur memengaruhi kesediaan kita untuk membantu orang lain.
Pertama, kesediaan individu untuk membantu orang lain dan aktivitas otak dinilai melalui kuesioner altruisme. Kuesioner itu dilaporkan sendiri setelah malam tidur normal dan setelah malam kurang tidur, dan aktivitas otak individu ini dinilai menggunakan pencitraan fMRI.
Kedua, sekelompok orang diberi kuesioner altruisme setelah membuat buku harian tidur yang mengevaluasi kualitas dan kuantitas tidur.
Ketiga, sumbangan di Amerika Serikat ditentukan pada minggu-minggu sebelum dan sesudah kehilangan satu jam tidur karena Daylight Saving Time (Waktu Musim Panas).
fMRI menunjukkan bahwa kurang tidur mengurangi aktivitas di jaringan otak kognisi sosial yang diketahui lebih aktif selama perilaku pro-sosial.
Secara keseluruhan, penurunan aktivitas otak prososial ini dikaitkan dengan keinginan yang lebih sedikit untuk membantu orang lain dalam dua percobaan pertama.
Itu juga terkait dengan bantuan keuangan yang kurang aktual dalam percobaan ketiga, yang menemukan penurunan 10% dalam jumlah sumbangan setelah kehilangan satu jam tidur.
Karena banyak masyarakat melaporkan pengurangan tidur, memahami bagaimana hal ini memengaruhi kesediaan kita untuk membantu orang lain menjadi lebih penting.
Temuan menunjukkan bahwa tindakan altruistik, seperti dorongan untuk membantu korban bencana alam atau perang, dapat terhambat bahkan oleh pengurangan kecil dalam tidur masyarakat.
Di sisi lain, meminta bantuan orang atau mengatur waktu donasi mendorong ke periode tidur yang cukup bisa membuat mereka lebih efektif.
Profesor Walker mengatakan, bahwa saling membantu adalah inti, fitur fundamental umat manusia. "Penelitian baru ini menunjukkan bahwa kurang tidur menurunkan tatanan masyarakat manusia itu sendiri," kata Walker.
"Bagaimana kita beroperasi sebagai spesies sosial--dan kita adalah spesies sosial, tampaknya sangat bergantung pada seberapa banyak tidur yang kita dapatkan."
Simak kisah-kisah selidik sains dan gemuruh penjelajahan dari penjuru dunia yang hadir setiap bulan melalui majalah National Geographic Indonesia. Cara berlangganan via bit.ly/majalahnatgeo
Source | : | PLOS Biology,University of California Berkeley |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR